Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada hari ini tentu dapat mengingatkan kembali akan perjuangan para tokoh nasional yang ingin merubah Indonesia dengan pendidikan sebagai instrumen utama perjuangan kala itu. Namun masihkah perjuangan ini menjadi elemen penting untuk diteruskan, ataukah hanya peringatan semata?
Usai merayakan hari Kebangkitan Nasional di Kemendiknas, hari ini, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh lebih menekankan pentingnya pendidikan karakter sebagai bagian dari upaya membangun karakter bangsa. ”Di antara karakter yang ingin kita bangun adalah karakter yang berkemampuan dan berkebiasaan memberikan yang terbaik, giving the best sebagai prestasi yang dijiwai oleh nilai-nilai kejujuran,” katanya seusai perayaan
Dengan fokus melatih ketangguhan dan kemampuan, menurut Mendiknas generasi yang dilahirkan dunia pendidikan akan menjadi generasi yang sanggup dan siap menghadapi realitas kehidupan termasuk menghadapi implikasi dari globalisasi. Seperti yang diungkapkan juga oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo yang mengingatkan warganya agar peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) jangan hanya menjadi retorika. Foke menekankan, makna Harkitnas sebagai sebuah semangat dan motivasi untuk membangun bangsa.
"Pertama menanamkan semangat dan motivasi perjuangan ini tidak cukup hanya dengan apel. Harapan kita ke depan, ini tidak bisa terbatas pada retorika perlu kerja keras bersama-sama untuk membangun bangsa ini," ujarnya usai menjadi inspektur upacara Hari Kebangkitan Nasional di Silang Monas, (20/5/2011).
Kemerdekaan, kata Foke masih menyisakan pekerjaan rumah besar yang masih harus diperjuangkan bersama oleh bangsa, khususnya warga DKI Jakarta. Ketidakadilan, kemiskinan, dan keterbelakangan pendidikan menurutnya menjadi tanggung jawab para generasi penerus bangsa untuk menuntaskannya.
Tahun ini, peringatan Harkitnas mengusung tema "Dengan Semangat Kebangkitan Nasional Kita Wujudkan Kebangsaan yang Berkarakter Berdaya Saing Menuju Masyarakat Sejahtera." Dinamika kehidupan yang pluralistik di Indonesia seharusnya dapat menjadi kekuatan utama untuk bangkit dan menata ulang kebersamaan, kesetaraan dan kegotongroyongan, yang saat ini sudah mulai luntur saat sekarang.
Sumber : Berbagai Sumber/DPT