Tuduhan serius para blogger Malaysia yang diangkat salah satu media cetak terbesar di Malaysia, Utusan Malaysia berbunyi "Malaysia, Negara Kristian?" terus mengundang polemik dari berbagai pihak. Tuduhan yang tadinya hanya diangkat sepihak kini merembet hingga ke petinggi pemerintahan negeri jiran tersebut.
Radio Nederland merilis, salah satu petinggi pemerintah tersebut adalah Menteri Dalam Negeri Malaysia Hishamuddin Hussein yang menuturkan bahwa tuduhan tersebut membunyai bukti dan dasar yang kuat untuk diusut yaitu laporan kepolisian di Pulang Pinang mengenai kebenaran bahwa memang terjadi “grand design” sistematik diantara para pastor Kristen yang berkomplot dengan pihak oposisi Partai Aksi Demokrasi untuk mengangkat seorang Kristen sebagai Perdana Menteri Malaysia dan menjadikan agama Kristen sebagai agama resmi Malaysia.
Berbeda dengan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak yang cepat menenangkan opini publik dengan meredam isu tersebut sampai dilakukan pengusutan yang tuntas. "Tenanglah sampai kita mengetahui fakta-faktanya. Hal ini tidak akan bermanfaat bagi siapa pun. Siapapun itu, apakah mereka oposisi atau pro-pemerintah, mereka tidak dapat dan tidak harus mengeksploitasi masalah ini, " ujar Datuk Seri Najib Razak pada sebuah media Malaysia di penutupan Asean Summit ke-18 Jakarta Minggu (08/05).
Kalangan besar batang tubuh Barisan Nasional pun berwacana positif dengan menyebut media Utusan Malaysia mengangkat berita yang mengada-ada bahkan cenderung membahayakan persatuan nasional. Karenanya mereka meminta pemimpin media tersebut untuk diusut dan ditindak tegas.
Suasana di kalangan masyarakat Malaysia pun terhadap masalah ini dikabarkan cukup bereaksi serius. Mereka mengkhawatirkan bahwa laporan-laporan seperti itu dapat mengobarkan kembali huru-hara hebat seperti yang pernah terjadi pada tanggal 13 Mei 1969 di Malaysia.
Kecurigaan diantara umat beragama diseluruh dunia memang terus tumbuh akibat adanya gerakan terorisme yang menimbulkan kecurigaan dibeberapa pihak. Jiwa nasionalisme yang besar dan toleransi solutif mampu mengatasinya.
Sumber : Radio Nederland/DPT