Celik Finansial (3)

Investment / 16 May 2011

Kalangan Sendiri

Celik Finansial (3)

Hot Triany Nadapdap Official Writer
3564

“Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan minum… Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda.” (Amsal 11:24-25, 28)

 

Gambaran ini seperti orang menabur benih. Kata menabur berarti “untuk menyebarkan secara tidak beraturan – menebar dan melempar ke segala arah.”

Menabur berarti kita membuka kedua tangan kita, melemparkan benih ke arah hembusan angin Roh Kudus sehingga Ia bisa menghembuskannya dan menggerakkan sesuai yang Ia inginkan. Sebuah tindakan yang sepenuhnya mempercayai Tuhan.

Tindakan ini bertentangan dengan daging. Bagaimana mungkin mendapat lebih dengan melempar apa yang kita miliki? Tak masuk akal bagi pikiran jasmani saya yang ingin menggenggam erat-erat apa pun yang saya punya.

Tetapi kita dirancang untuk pergi, seperti anak burung yang hinggap di pinggir sarang ibunya dan bersiap pergi dan terbang. Anak burung itu dilahirkan untuk terbang ke angkasa, tetapi ia tak akan bisa terbang dalam kegembiraan sampai ia memasrahkan diri dan mengepakkan sayapnya di atas angin. Ada sesuatu yang melampaui rasa aman di dalam sarang. Kita juga dirancang untuk terbang ke angkasa, tetapi kita harus melepas apa yang kita genggam kuat. Kita akan meraih lebih daripada milik kita yang begitu takut kita lepaskan. Ada sebuah Kerajaan yang telah disiapkan bagi kita.

Prinsip menebar untuk menuai lebih banyak bukanlah sebuah perhitungan matematis. Guru-guru aliran kemakmuran mengajarkan hukum sebab-akibat yang berpusat pada manusia. Beberapa percaya bahwa jika kita memberi persembahan uang atau bernazar pada Tuhan, Ia pasti memberkati kita. Dengan kata lain, semakin banyak kita memberi, semakin banyak pula kita akan meneria. Mereka menggunakan istilah seperti “benih iman.”

Ajaran ini melulu soal uang dan soal diri sendiri, tetapi sedikit soal penghormatan kepada Tuhan. Kemakmuran jenis ini adalah kedaulatan yang berpusat pada ketamakan diri daripada kemuliaan Tuhan. Ini bentuk kesejahteraan bagi dirinya semata.

Prinsip “menabur” bisa terjadi bila kita mempercayai Tuhan secara radikal dan mengakuiNya sebagai sumber dan pemilik dari segala sesuatu. Kita hidup dengan percaya sepenuhnya kepada kemurahan Tuhan ketimbang mengandalkan akan dan pekerjaan tangan kita sendiri.

Kepercayaan yang radikal membawa kepada harapan hidup dengan ekspektasi radikal dan memampukan kita memberi dengan tulus. Bila kita tidak mempercayai Tuhan dan terus menggenggam erat-erat apa yang kita miliki, kita justru tidak akan menerima kelimpahan.

Itu seperti menggenggam pasir di tangan. Semakin erat kita menggenggam, semakin sedikit yang tersisa karena pasir mengalir di antara jemari kita. Pola menabur adalah memahami bahwa semua yang kita miliki berasal dari tangan Tuhan, melalui tangan manusia untuk kemuliaan Tuhan.

Ada yang mengatakan bahwa Yesus lebih banyak mengajar mengenai uang ketimbang hal lain. Ini tak sepenuhnya benar karena pada kenyataannya Yesus mengajar tentang Kerajaan Allah lebih banyak dibandingkan hal lain.

Uang dan materi hanyalah gambaran yang tampak dari keadaan hati kita yang tidak terlihat. Bagaimana kita mengelola uang adalah petunjuk bagaimana kita mempercayai Tuhan. Cara kita memberi dan mengekspresikan soal uang menunjukkan apakah kita mempercayai Yesus sebagai Juruslamat.

(artikel sambungan di Celik Finansial-4)

Sumber : Disadur dari: Buku Strategis for Financial Breakthrough (Eugene Strite)
Halaman :
1

Ikuti Kami