Mantan wakil presiden Jusuf Kalla mengatakan Pancasila bukan hanya untuk dibaca, tetapi yang terpenting untuk dihayati. Selain itu, JK menyarankan untuk dilakukan pengkajian sila mana yang dianggap masih lemah dalam pelaksanaannya. “Pancasila itukan tidak hanya untuk dibaca tetapi harus kita hayati dan dalami, itu cita-cita sejak dulu sebenarnya,” ujar Jusuf Kalla usai bertemu Ketua MPR Taufiq Kemas beserta rombongan MPR di kediamannya di Brawijaya, Jakarta Selatan.
Pertemuan itu membahas bagaimana agar bangsa Indonesia tetap teguh dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhineka Tunggal Ika sehingga meskipun generasi muda mendapatkan segala macam doktrin, namun jiwa pemuda Indonesia bisa tetap melaksanakan dan mengamalkan Pancasila.
Menurut Mantan Ketua Umum Golkar ini melihat sila yang paling lemah pelaksanaannya adalah dalam sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam penerapan sila pertama misalnya, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, masyarakat tidak mempunyai masalah sama sekali. Begitupun dengan masalah kebangsaan. “Titik lemahnya itu di keadilan. Jadi kalau kita perbaiki titik lemah ini saya kira orang akan memahami Pancasila secara utuh. Mulai kemiskinan, ketimpangan, ketidakadilan, sosial, hukumnya, semua itu kan untuk keadilan,” jelas JK.
Keadilan yang dimaksud adalah mencakup keadilan hukum dan pemerataan pembangunan hingga kemakmuran bagi rakyat Indonesia. “Kalau tidak makmur maka tidak bisa berbuat adil, bukan hanya di politik juga, ada orang makmur tapi saya tidak punya kesempatan politik yang sama, jadi bukan hanya ekonomi tapi politik sosial juga,” tambahnya.
Berdasarkan kejadian yang terjadi akhir-akhir ini, kita kaji lebih lanjut, benarkah hanya keadilan yang belum ditegakkan di bumi Indonesia ini? Padahal, ada banyak kerusuhan yang berlatar belakang agama. Rakyat Indonesia dan semua pihak perlu mengambil perannya masing-masing agar semua sila dari Pancasila terwujud di bumi Indonesia.
Sumber : inilah/lh3