Twitter saat ini seperti bola salju yang meluncur yang kian hari kian membesar. Tercatat hingga Maret 2011 ada 200 juta akun Twitter di dunia, yang memakai mulai dari orang biasa, selebriti, atlet dunia, sampai kantor berita memiliki akun twitter. Apalagi mereka tahu betapa pentingnya pesan yang ingin mereka sampaikan tersebar dengan cepat.
Tercatat juga setiap harinya ada ratusan juga kicauan yang dikirim para pemilik akun. Makin membesarnya Twitter menarik perhatian Malcolm Randles, underwriter atau penjamin dari Perusahaan Asuransi Klin. Menurutnya, saat ini perusahaan asuransi mempertimbangkan untuk mengasuransikan kicauan atau tweets para pekicau. Hal ini dikarenakan banyak yang tidak paham dampak kicauan mereka.
Pengacara asuransi asal Kanada, Eric Dolden mengatakan para pekicau sering menulis sesuatu yang sensitif. Yang paling umum ditulis seperti “Bos saya adalah sapi yang sangat gemuk.” Dolden mengatakan, “Pekicau tersebut kadang lalai karena menampilkan tempat dia bekerja dan siapa bosnya.” Kicauan seperti itu tentu berbahaya. “Ini rawan gugatan, terutama bagi si pekicau, perusahaan bisa saja menggugatnya karena membuat citra negatif bagi perusahaan,” kata Dulden.
Hal yang sama terjadi pada desainer fashion, Kenneth Cole, yang menulis di akun Twitternya saat Mesir bergolak. Di tengah situasi yang seperti itu Cole menulis, “Jutaan orang berkumpul di Kairo, rumornya mereka mendengar koleksi terbaru kami sudah tersedia di internet.” Kicauan Cole ini langsung mendapat reaksi. Dia dihujani kritikan. Lima jam kemudian kicauan itu dihapus dan Cole meminta maaf. Namun, tidak sampai di situ. Akibatnya, ada beberapa kicauan yang mengajak untuk memboikot Cole dan ini bisa membahayakan perusahaan.
Menurut Dolden, hal tersebut bisa menimpa siapa saja. Oleh karena itu, asuransi di media sosial hanya masalah waktu. Asuransi ini bisa menjadi seperti asuransi kecelakaan bagi pengemudi. Namun kemungkinan asuransi ini baru bisa direalisasikan dalam lima tahun ini. Kita tunggu saja.
Sumber : tempointeraktif/lh3