Pekan Paskah di Lereng Gunung Merapi

Internasional / 20 April 2011

Kalangan Sendiri

Pekan Paskah di Lereng Gunung Merapi

daniel.tanamal Official Writer
3754

Umumnya pusat perhatian dunia pada hari raya Paskah tertuju pada prosesi jalan salib di Yerusalem, Misa Paskah Vatikan, juga penyaliban diri yang dilakukan beberapa warga di Filipina ataupun Meksiko. Namun mari melihat lebih dekat terhadap pekan paskah didalam negeri terutama pada daerah yang terkena bencana, seperti di Gunung Merapi Jawa Tengah.

Umat Kristen di lereng barat Gunung Merapi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, merayakan rangkaian pekan suci Paskah yang dimulai dengan Minggu Palma secara sederhana, pada Minggu (17/4/). "Tahun ini kami rayakan secara sederhana, mengingat masyarakat sini masih menghadapi bencana banjir lahar setelah letusan Merapi. Kesederhanaan perayaan ini wujud solidaritas sebagai sesama warga Merapi," kata Paulus Sasongko, Panitia Perayaan Paskah 2011 Gereja Santo Paulus Dusun Tangkil, Desa Ngargomulyo, Magelang.

Pekan suci paskah meliputi Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, dan Minggu Paskah untuk mengenang Yesus saat disambut pengikut masuk Yerusalem, perjamuan terakhir, wafat Yesus disalib, dan kebangkitan Yesus dari kematian. Umat setempat yang berjumlah sekitar 700 orang berasal dari berbagai dusun terakhir sekitar enam kilometer barat puncak Merapi. Kawasan itu berada di antara aliran Kali Lamat dan Kali Blongkeng yang aliran airnya berhulu di Merapi.

Meskipun sederhana, katanya, umat tetap merenungkan makna atas rangkaian perayaan itu terkait dengan kehidupan mereka di Merapi pascaletusan dahsyat 2010 dan ancaman banjir lahar dingin secara beruntun hingga saat ini. Perayaan Minggu Palma untuk mengenang Yesus disambut para pengikut sebagai raja memasuki Kota Yerusalem, dilaksanakan umat Merapi secara sederhana dalam kemasan kehidupan petani.

Mereka masing-masing membawa daun palma dengan mengenakan pakaian Jawa bermotif lurik dengan selempang stola warna merah dan tutup kepala "iket". Sebagian umat juga mengenakan pakaian ala petani. Puluhan anak-anak yang juga berpakaian petani bertutup kepala caping bertuliskan "Mbok Luwih", simbol letusan Merapi 2010 yang memberikan berkah melimpah untuk masyarakat. 

 

 

Sumber : Antara/DPT
Halaman :
1

Ikuti Kami