Cinta akan uang terbukti merupakan akar segala kejahatan. Harrys Silitonga adalah buktinya, sekalipun sudah berprofesi sebagai penyanyi di kapal pesiar dia masih menjalani kehidupan sebagai seorang gigolo.
"Bule, Chinese, Korea, Jepang... Saya mencicipi semua." Demikian tutur Harrys.
Bagi Harrys, asalkan dia sudah mencukupi kebutuhan materi anak dan istrinya hal tersebut sudah cukup. Menurutnya, dengan cara itu mereka merasakan kebahagiaan.
"Semuanya saya cukupkan. Dari anak agar sekolah, mainan untuk anak-anak saya, jadi semuanya saya cukupi supaya mereka bahagia."
Sewaktu turun dari kapal, sikap manis Harrys yang ditunjukkannya melalui telephone menghilang. Kepada istrinya, ia bersikap sangat kasar. Bahkan dengan beraninya Harrys membawa pulang wanita selingkuhannya, hal ini tentu sangat menyakiti hati istrinya, Claudia.
"Siapa sih orang di dunia yang hatinya tidak sakit teriris melihat pasangan hidupnya bersama wanita lain? Mungkin ia sebagai wanita hanya bisa terdiam, tetapi hati nuraninya pasti menjerit," ungkap Claudia.
Hingga suatu hari, salah satu anaknya sakit, bahkan di vonis menderita kanker ginjal getah bening. Anaknya, Anggi kian hari kondisinya kian memburuk. Bahkan kemo terapi dan operasi tidak membawa perubahan bagi Anggi.
Suatu saat seorang hamba Tuhan berbicara kepada Harrys bahwa ada dalam Firman Tuhan, ketika bapak berbuat dosa, anak bisa kena akibatnya (Bilangan 14:18).
"Minta ampunlah sama Tuhan, atas perbuatan dosa bapak itu," nasihat hamba Tuhan itu.
Tidak hanya hamba Tuhan itu, bahkan dalam sakitnya, Anggi sempat menyampaikan dorongan untuk bertobat kepada Harrys.
"Iya, papa bertobat," demikian Anggi mengiatkan ayahnya. "Pa, jangan bertobat bohong-bohongan. Bertobat itu harus sesungguhnya, Pa".
Namun sayangnya sang anak kesayangan itu tidak tertolong lagi. Diusianya yang kesebelas, Anggi menghembuskan nafasnya yang terakhir. Harrys dan istrinya sangat terpukul. Bahkan Claudia sempat mengalami stres berat selama tiga bulan. Tetapi kematian Anggi tidaklah sia-sia, Harrys bertobat dengan sungguh-sungguh.
"Saya terus menyesal, saya bayangkan semua yang telah saya lakukan. Setelah saya tahu semua Firman Tuhan ini, komitmen di dalam diri saya, jika bisa... Biarlah saya terus berada di dalam jalan kebenaran," kisah Harrys.
Pertobatan Harrys berhasil melalui ujian demi ujian, dia berhasil lepas dari minuman keras, bahkan dirinya mendedikasikan dirinya untuk menjadi penyanyi rohani.
"Yesus datang bukan untuk orang benar, Yesus datang untuk orang jahat seperti saya. Saya bersyukur sekali mempunyai Yesus, Tuhan kita. Yesus mengatakan bahwa Dialah Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Tak ada seorangpun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Yesus. Jadi saya bersyukur, oleh kematian Anggi saya bisa bertobat. Jangan seperti saya, dihajar dulu baru datang kepada Yesus," demikian Harrys memberikan nasihat. (Kesaksian ini ditayangkan 20 April 2011 dalam acara Solusi Life di O'Channel).
Sumber kesaksian:
Harrys Silitonga