Kepompong, Kupu-kupu dan Kristus

Kata Alkitab / 14 April 2011

Kalangan Sendiri

Kepompong, Kupu-kupu dan Kristus

Puji Astuti Official Writer
6001

Sungguh menakjubkan apa yang seorang gadis mampu lakukan untuk cinta.

Istri saya, Jean dan saya tinggal bertetangga selama sepuluh tahun sebelum akhirnya menikah. Salah satu ketertarikan saya saat sekolah menengah adalah biologi dan memicu saya untuk mengkoleksi ulat hidup. Rumah mereka adalah kotak sepatu, ditutup dengan kasa kawat. Ketika saya pergi berlibur, Jean dengan setia memberi mereka makan daun pohon willow yang masih segar. Dia sangat membencinya.

Akhirnya ulat-ulat itu berhenti merangkak dan mengunyah, mereka melekatkan buntut mereka ke atas dan menempel diam, akhirnya tubuh mereka dilapisi pembungkus kecil berwarna abu-abu. Saya membuka kasa kawat itu dan menunggu.

Satu demi satu, kepongpong itu mulai terpelintir dan berguncang, dan tiba-tiba robek. Seekor kupu-kupu mulai keluar. Proses ia keluar berlangsung berjam-jam, dengan lembut ia keluarkan sayapnya, memompa cairan ke sayapnya sehingga bisa terbentang sepenuhnya. Kemudian kupu-kupu itu dengan anggun melompat keluar dan terbang mengikuti angin musim panas berhembus, tidak meninggalkan apapun kecuali kepompong yang telah rusak yang menggambarkan hal itu bekas sebuah belenggu.

Kepompong dan kupu-kupu itu memberikan gambaran tentang kubur yang kosong dari Tuhan kita, Yesus Kristus. Ketika Petrus dan Yohanes mendengar berita bahwa tubuh Tuhan telah hilang dari kubur, mereka lari dari penginapan menuju kubur itu. Ketika Petrus masuk ke dalam kubur dan yang ia temukan hanyalah kain kafan tergeletak di tanah (Yohanes 20:6). Kain kafan itu sebelumnya membungkus seluruh tubuh yang terbaring disana, sekarang menjadi saksi bisu bahwa mayat yang sebelumnya terbungkus oleh kain itu kini telah hidup kembali.

Belenggu maut itu telah dipatahkan. Kristus telah bangkit! Kita dapat menghadapi masa depan dengan penuh kepastian bahwa Yesus yang hidup itu akan menolong kita, membimbing kita, memberi kita pengharapan bagi masa depan. Dan sejak Dia hidup, masalah kita tidak ada yang tidak terselesaikan. Kepompong yang rusak itu adalah kain kafan-Nya, sebuah proklamasi kemenangan Kristus atas maut. Karena Dia hidup, tidak ada yang mustahil lagi. (by Dr. Ralph F. Wilson/ Joyfulheart.com)

Sumber : Joyfulheart.com
Halaman :
1

Ikuti Kami