Paskah memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang. Sebagaimana berbagai macam tradisi yang dijalani banyak pernikahan. Bagi beberapa orang, Paskah berarti berburu kelinci maupun telur Paskah. Bagi orang lain, Paskah berarti pergi ke gereja. Terkadang ada juga keluarga yang menggabungkan kedua hal itu.
Dalam pernikahan kami dan juga pernikahan putra-putri kami beserta pasangannya masing-masing, Paskah berarti pergi ke gereja, mengenang Paskah pertama dan arti dari Paskah yang sebenarnya – mengenai kematian dan kebangkitan Yesus.
Salah satu pasangan yang saya kenal juga memulai tradisi merayakan perjamuan Paskah. Mereka bukan orang Yahudi tetapi mereka mengakui hubungan yang mendalam antara hari raya Paskah Yahudi dan bagaimana Yesus pada akhirnya menjadi anak domba Paskah, ketika darah-Nya ditumpahkan bagi kita. Jadi mereka merayakan Paskah dengan mengadakan perjamuan makan malam yang menyajikan domba berbumbu dan roti tidak beragi sambil membaca Alkitab dari Yeremia dan kitab-kitan lainnya.
Roti tidak beragi ini disembunyikan oleh sang suami dan sang istri harus mencarinya. Hal ini menjadi tambahan yang menyenangkan dari perayaan Paskah mereka. Mereka berpikir bahwa jamuan makan Paskah seperti ini akan menjadi tradisi Paskah dalam pernikahan mereka.
Bagi pasangan lainnya, gereja adalah prioritas. Pergi bersama-sama ke gereja sebagai pasangan suami istri dan sebagai sebuah keluarga merupakan berkat yang luar biasa. Seringkali hari Jumat Agung dipenuhi jemaat lebih banyak dari hari Minggu biasa. Dan seringkali yang terjadi memang seperti itu. Bahkan terkadang gereja harus menambah tenda darurat agar dapat menampung jemaat.
Banyak pasangan yang memilih mengisi masa Paskah dengan kegiatan ibadah. Karena bagaimanapun juga Kristus telah memberikan bayaran yang sangat mahal di atas kayu salib bagi kehidupan setiap kita.
Bagi banyak orang lainnya Paskah berarti libur tambahan dengan akhir minggu yang panjang dan merupakan kesempatan untuk bepergian. Banyak orang yang begitu menikmati segala macam kegiatan yang diadakan selama waktu Paskah.
Namun berapa banyak orang yang benar-benar berhenti dan memikirkan mengapa kita merayakan Paskah? Apakah mereka benar-benar tahu apakah Paskah itu? Pernahkah Anda membicarakan dengan teman atau pasangan Anda mengapa kita merayakan Paskah?
Dunia menggambarkan Paskah dengan kelinci dan telur Paskah dan hal itu memang dapat menyenangkan, namun sebenarnya ada makna yang lebih dalam mengenai Paskah yang banyak orang justru tidak menyadarinya.
Saya suka sebuah ide dari seorang anak remaja di sebuah sekolah dari cerita yang pernah saya dengar. Dia memiliki cara yang sangat indah untuk menyampaikan pesan Paskah kepada teman-teman dan gurunya. Dia membeli sejumlah telur plastik murahan dengan ayam kuning kecil sedang berkembang di dalamnya. Lalu ia mengetik sebuah ayat Alkitab yang ia lipat ke dalam setiap telur dan diberikan kepada teman-teman serta gurunya. Mungkin Anda dapat melakukan hal yang sama.
Dalam moment Paskah ini, akankah Anda mengundang kenalan Anda untuk pergi ke gereja? Apakah Anda membicarakan kepada mereka mengenai arti Paskah? Atau akankah Anda seperti Yunus yang menyimpan pesan Tuhan hanya untuk dirinya sendiri?
Terkadang alasan kita tidak memberitahu orang lain mengenai Injil adalah karena kita menempatkan Tuhan di luar kehidupan kita sendiri. Kita lupa bahwa Tuhan beperkara dalam hal ini untuk mengubah hati dan hidup orang lain. Ketaatan kita kepada Tuhan mendatangkan berkat bagi hidup orang lain.
Apa yang sebenarnya Tuhan inginkan untuk Anda lakukan di hari Paskah? Apakah cukup untuk merayakan Paskah sendirian? Atau apakah Ia ingin agar Anda mengundang kenalan Anda maupun tetangga untuk pergi ke gereja dimana mereka dapat mendengar pesan Paskah?
Apakah doa Anda sejalan dengan makna dari telur Paskah, dimana orang-orang akan menerima sesuatu yang sangat spesial di Paskah ini – mereka akan menerima hadiah berupa pengharapan, atau kehidupan, maupun kasih karena mereka menanggapi pesan Injil? Mereka tidak akan meresponi Injil kecuali mereka mendengarnya.
Sumber : families.com