Kalah Suara Pilkada, Gereja Katolik Dibakar Massa

Nasional / 12 April 2011

Kalangan Sendiri

Kalah Suara Pilkada, Gereja Katolik Dibakar Massa

daniel.tanamal Official Writer
4730

Untuk kesekian kalinya Gereja menjadi sasaran amuk massa setelah ratusan orang yang diduga tidak menerima kekalahan calonnya selepas rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum untuk penghitungan suara Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Kuantan Singingi, mengamuk dan akhirnya membakar sebuah gereja kemarin Senin sore (11/4).

Dirilis Tempointeraktif, aksi massa yang membuat ratusan warga di sekitar kejadian itu mengungsi, berawal dari keputusan hasil Pleno Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kuantan Singingi sekitar pukul 15.00 WIB sore ini. Komisi Pemilihan Umum Kuantan Singingi memutuskan hasil Pemilihan Kepala Daerah pada Senin 8 April 2011 kemarin pasangan incumbent Sukarmis – Zulkifly sebagai pemenang. Keputusan ini rupanya membuat sekitar tiga-ratus orang pendukung calon lainnya protes.

Entah siapa yang memulai, dan entah bagaimana, ratusan massa yang tadinya berada di sekitar kantor Komisi Pemilihan Umum di Kota Taluk Kuantan, ibu kota Kabupaten Kuantan Singingi Riau, langsung mengamuk. Akibatnya, satu gereja dan satu pos retribusi hangus terbakar serta puluhan rumah rusak poranda. “Massa tiba tiba saja datang. Jumlahnya ratusan dan berteriak-teriak. Mereka langsung merusak pos retribusi dan langsung pula membakar gereja,“ ujar S Manik, salah seorang pengurus dan Jemaat Gereja Katolik nahas itu.

Sejauh ini belum diketahui penyebab kerusuhan dan pembakar itu. Pihak kepolisian menyebut situasi kota Taluk Kuantan saat ini sudah dapat dikendalikan. Namun akibat pembakaran gereja itu sebanyak 80 kepala keluarga yang tinggal di sekitar gereja yang dibakar massa di Kabupaten Kuantan Singingi mengungsi karena khawatir jadi sasaran amuk massa. “Masih pada tahap pengendalian situasi. Nanti akan ada penjelasan. Kita imbau semua pihak menahan diri. Sejauh ini, disebut sebut sebagai buntut Pilkada. Situasi sudah dapat ditangani. “ kata Kepala Bagian Humas Kepolisian Daerah Riau, Ajun Komisaris Besar S Pandiangan SH.

Hal seperti ini akan kembali terulang seperti juga pembakaran geraja di Temanggung Jawa Tengah dimana pembiaran terjadi dan langkah hukum yang lambat akan membuat beberapa masyarakat yang lemah toleransi akan menganggap membakar gereja adalah sebuah reaksi yang wajar. Jika peristiwa ini sekali lagi dianggap sebagai masalah yang biasa, pemerintah harus sadar bahwa Indonesia sudah berada di jurang perpecahan wacana antar masyarakat.

Sumber : Berbagai Sumber/DPT
Halaman :
1

Ikuti Kami