Beginilah cinta yang mendalam seorang kakek terhadap cucunya. Demi dapat melihat cucunya, karena Elias Konstantopoulos sebagai seorang tuna netra, akhirnya dia berhasil menciptakan kacamata ajaib. “Ini adalah keluhan terbesar saya. Saya belum pernah melihat wajahnya,” kata Elias. Harapan untuk dapat melihat semakin dekat dengan kenyataan setelah Elias menciptakan teknologi revolusioner ini yang memungkinkan dirinya melihat kilatan cahaya sehingga mampu membedakan fitur sang cucu.
Pria asal Burnie, Maryland itu datang ke Amerika dari Yunani untuk mendapatkan kehidupan lebih baik. Namun penglihatannya semakin buruk saat berusia 43 tahun. Dalam kurun 10 tahun, dia tidak dapat melihat sama sekali karena penyakit itu menggerogoti fungsi retina yang berfungsi mengidentifikasi warna dan detil. Teknologi terbaru yang ia kembangkan ini melibatkan perangkat elektroda yang terpasang di mata dan kamera nirkabel pada kacamata. Saat ia menggunakan kacamata itu dan mengaitkan perangkat nirkabel di tubuhnya, ia mampu melihat seberkas cahaya dan membedakan objek berdasarkan penyerapan cahaya.
Terobosan itu sangat mengejutkan bagi penderita retinis pigmentosa yang tidak dapat disembuhkan dan diderita oleh tiga ribu penduduk Amerika. Elias membutuhkan waktu lima tahun untuk mengembangkan perangkat tersebut. Nama perangkat itu adalah Argus II dan kini telah dibuat secara banyak oleh perusahaan California, Second Sight dan sudah disetujui pemerintah Eropa dan Amerika Serikat untuk dipasarkan ke masyarakat.
Untuk memasang alat ini, diperlukan operasi selama tiga jam. Sudah ada sekitar 14 pasien yang sudah menggunakannya di Amerika dan 16 di Eropa. Harga yang ditawarkan adalah US$ 100 ribu (Rp 900 juta). Itulah cinta mendalam seorang kakek yang putus asa ingin melihat cucunya namun akhirnya malah memberkati orang lain yang tidak dapat melihat, sama seperti dirinya. Mereka kini dapat melihat, meski harus membayar harga yang mahal untuk itu.
Sumber : inilah/lh3