Rencana Gedung Mewah DPR Diatas Kondisi Rakyat yang Susah

Nasional / 30 March 2011

Kalangan Sendiri

Rencana Gedung Mewah DPR Diatas Kondisi Rakyat yang Susah

daniel.tanamal Official Writer
2553

Ditengah kondisi masyarakat luas yang serba kekurangan juga keadaan perekonomian yang semakin mahal, rencana DPR RI untuk membangun gedung baru yang nilainya sangat mahal tentu mengundang reaksi dari setiap kalangan. Walau baru masuk dalam rencana namun hal ini kembali memperlihatkan jauhnya DPR RI dari fungsinya sebagai masyarakat.

Hal ini diungkapkan Pengamat parlemen Sebastian Salang dari  Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) yang mengatakan, proses pembangunan gedung baru itu tak berpihak pada masyarakat. Apalagi, pembangunan tersebut dibiayai dengan harga fantastis Rp 800 juta per ruangan anggota dan total biaya pembangunan fisiknya mencapai Rp 1,138 triliun. "Rakyatnya susah, tapi gedung-gedung perkantoran DPR RI dan pemerintah mewah. Itu yang rusak," katanya ketika menemui Fraksi PAN DPR RI, Rabu (30/3/2011).

Menurutnya, anggota dewan harus mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat saat ini dengan kondisi ekonomi yang juga tidak baik. Oleh karena itu, Formappi dan sejumlah LSM lainnya meminta proses pembangunan gedung baru dihentikan sampai tahapannya dilakukan dengan transparan sejak awal. Menurutnya, banyak pula tahapan yang janggal sejak 2009. Penjelasan antara Ketua DPR dan Setjend DPR pun kerap berbeda. Gambar desain yang mirip gedung dewan di Chili pun tiba-tiba muncul. "Bagaimana tiba-tiba muncul gambar ini artinya sudah ada yang menyiapkan. Apakah tidak membutuhkan biaya dalam membuat gambar? Kita tidak tahu," katanya.

Sebastian dan sejumlah tokoh LSM lainnya heran ketika DPR terus melanjutkan proses pembangunan gedung baru yang janggal dan sangat mahal itu. Bahkan, lanjut dia, ada sejumlah pimpinan dewan yang tampak ngotot menginginkan pembangunan tersebut jalan terus. Anggaran yang begitu besar tersebutnya layaknya dikembalikan kepada masyarakat melalui fasilitas dan sarana publik yang hingga kini minim pengadaannya.

 

Sumber : kompas.com/DPT
Halaman :
1

Ikuti Kami