Jangan Hidup Seperti Orang Miskin

Investment / 29 March 2011

Kalangan Sendiri

Jangan Hidup Seperti Orang Miskin

Puji Astuti Official Writer
5474

Di awal tahun 1900an, ada seorang wanita yang bernama Hettie Green yang dikenal juga sebagai "The Witch of Wall Street", wanita terkaya di jamannya namun menjalani kehidupan seperti orang miskin karena ia terlalu pelit pada diri sendiri. Ia dilahirkan dari keluarga kaya, dimana ketika ayahnya meninggal ia menerima warisan 1 juta dolar dan dalam bentuk saham sebesar 4 juta dolar. Ketika ia meninggal dunia di tahun 1916 diperkirakan total kekayaannya mencapai 200 juta dolar, atau sekitar 3 milyar dolar dengan kurs saat ini. Tapi tahukah cara Hettie menjalani hidup? Ia makan hanya oatmeal dingin setiap harinya, jarang mencuci pakaiannya untuk menghemat sabun dan kabarnya dia tidak segera membawa putranya ke  dokter saat anak tersebut mengalami kecelakaan karena mencari pengobatan gratis, akibatnya kaki putranya tersebut harus diamputasi.

Dalam kehidupan rohani, orang Kristes mirip dengan Hettie. Kita tidak menyadari berapa banyak Tuhan telah berikan kepada kita dalam tabungan rohani kita. Kita bisa mengalami kekurangan gizi secara rohani karena kita terlalu menghemat padahal sebenarnya kita adalah seorang milyader rohani.

Contohnya, kita akan berdoa sesuatu yang Tuhan telah berikan kepada kita. Kita meminta kekuatan lebih lagi kepada Tuhan, padahal Firman Tuhan berkata, “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia” (2 Petrus 1:3). Atau mungkin kita masih meminta kedamaian, padahal Yesus berkata, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yohanes 14:27).

Hal tu bukanlah sesuatu yang harusnya kita minta lagi, karena telah Tuhan berikan kepada kita.

Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Efesus seperti ini, “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.” (Efesus 1:3). Melalui surat itu, Paulus ingin menyampaikan bahwa di dalam Kristus kita memiliki segala yang kita perlukan. Kita tidak akan pernah kekurangan sumber daya rohani.

Seharusnya tidak ada orang Kristen yang rahaninya kering, kekurangan gizi, atau miskin secara rohani karena rekening bank sorgawi kita tidak ada batasannya. Sumber daya yang Tuhan miliki lebih dari cukup untuk membayar semua hutang kita di masa lalu, tagihan kita di saat ini dan kebutuhan kita di masa depan.

Sebagai orang Kristen kita hidup di dua dimensi. Pertama, dimensi rohani. Kita berjalan dalam roh, karena kita tahu bahwa Tuhan itu adalah Roh. Kedua kita hidup di dunia. Oleh karena itu, kita perlu mentransfer apa yang kita miliki dalam dunia spiritual kedalam dunia nyata.

Ketika saya pergi ke luar negeri, saya masih warga negara Amerika. Beberapa tahun lalu, istri saya dan saya pergi ke Israel bersama sebuah kelompok dari gereja kami. Sekalipun kami warga negara Amerika dan memiliki paspor, kami masih harus beradaptasi dengan kebudayaan yang ada.

Ketika kami butuh mata uang lokal, kami memutuskan menggunakan ATM di bandara. Saya keluarkan kartu saya dan memilih nominal dalam mata uang shekel. Hal ini cukup membuat saya gugup, jadi saya pilih jumlah yang tidak terlalu besar, saya tidak tahu berapa banyak yang akan diuangkan dari mata uang dolar. Kami habiskan uang itu dalam waktu empat menit dan harus mengambil lagi.

Saya mencairkan uang dari rekening bank saya di Amerika, namun saya terima dalam mata uang shekel di Israel.

Dengan cara yang sama, orang Kristen memiliki sumber di Sorga yang Tuhan mau kita gunakan di dunia ini. Beberapa kita perlu berhenti hidup seperti orang miskin dan mulai menggunakan harta rohani yang kita miliki.

Sebagai pengikut Yesus Kristus, kita adalah pribadi yang dikasihi-Nya (Ef 1:6). Karena hubungan kita dengan Kristus ini, kita mimiliki persetujuan Tuhan untuk menggunakan semua sumber daya yang kita butuhkan untuk menggenapi rencana Tuhan dalam hidup kita.

Sumber : Greg Laurie/Oneplace.com
Halaman :
1

Ikuti Kami