Tuhan menghapus dosa kita karena Dia begitu mengasihi kita. Dia menginginkan hubungan intim dengan kita; Dia tidak ingin dosa memisahkan kita dari-Nya (Yesaya 59:1-2). Karakter Allah selalu mau memberkati orang yang diciptakan serupa gambar-Nya. Sangat menyakitkan bagi-Nya melihat anak-anak-Nya hidup melarat, sengsara, tanpa kasih sayang, perlindungan dan anugerah. Allah mau mengampuni kita agar Dia bisa memberkati kita sehingga kita pun bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain, sehingga Dia bisa membawa kita ke tempat yang jauh lebih dahsyat dari apa yang bisa kita bayangkan.
Alkitab mengatakan iblis adalah pendakwa kita (Wahyu 12:10). Iblis akan berusaha membuat Anda tersandung dan jatuh ke dalam dosa lagi dengan membuat Anda merasa tidak layak dan tertuduh. Setan akan menghasut Anda bahwa dosa Anda adalah dosa yang tak terampuni. Namun seberat apapun dosa Anda, pengampunan Tuhan tersedia bagi Anda. Dasar kekristenan adalah kasih Tuhan. Kita diampuni bukan karena kita merasa layak, melainkan karena apa kata-Nya. Kita tidak bisa berjalan dengan Tuhan dan beriman di dalam Tuhan kalau kita selalu merasa bersalah dan tertuduh.
Unforgiveness Blocks the Blessing of God
Matius 18:23-35 mengisahkan mengenai perumpamaan tentang pengampunan, bagaimana seorang hamba yang berhutang 10.000 talenta namun menerima kemurahan raja sehingga ia dibebaskan dan hutangnya dihapuskan. Namun hamba ini sama sekali tidak tergerak untuk mengampuni hamba lain yang berhutang 100 dinar padanya, sebagaimana ia sendiri telah diampuni raja. Padahal jumlah hutang hamba itu kepadanya (100 dinar setara dengan 17 U$) tidak seberapa dibandingkan dengan hutangnya yang telah dihapus raja (10.000 talenta setara dengan 20 juta U$). Sang raja yang mengetahui hal ini pun marah dan ‘menyerahkannya kepada algojo-algojo sampai ia melunaskan seluruh hutangnya’. Hamba yang tadinya telah menerima kemurahan dan berkat dari sang raja, karena ia tidak mau mengampuni, akhirnya kembali ke titik nol lagi.
Demikian pula dengan kita. Jika Tuhan sudah sedemikian murah hati mengampuni kita, bukankah kita juga seharusnya begitu terhadap sesama kita? Bahkan bukan saja kita harus mengampuni hanya sekali atau tujuh kali, tetapi tujuh puluh kali tujuh kali (Lukas 18:21-22). Jika kita tidak mengampuni, maka Tuhan juga tidak akan mengampuni kita (Markus 11:25-26). Ketidakrelaan kita untuk mengampuni (unforgiveness) akan memblokir kita sehingga tidak bisa menerima berkat Tuhan.
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuatlah juga demikian. –Kolose 3:13