Dibalik Misi Bunuh Diri Pekerja PLTN Fukushima

Nasional / 20 March 2011

Kalangan Sendiri

Dibalik Misi Bunuh Diri Pekerja PLTN Fukushima

daniel.tanamal Official Writer
4088

Kesedihan akibat bencana yang terjadi di Jepang belum sepenuhnya berakhir. Saat ini sejumlah keluarga di Jepang akan ditinggal orang yang mereka cintai untuk pergi membetulkan PLTN Fukushima. Sekitar 200 pekerja PLTN Fukushima saat ini tengah mengorbankan jiwa raga mereka untuk membetulkan pembangkit yang rusak akibat gempa 8,9 pada skala Richter yang mengguncang Jepang pada Jumat 11 Maret lalu.

Misi yang mereka emban tersebut sangat berbahaya yaitu untuk berupaya me-restart sistem pendingin reaktor, tugas yang bisa membuat mereka cacat bahkan hingga kehilangan nyawa. Dengan ancaman level radiasi yang bisa membunuh seketika, para pekerja yang tidak disebutkan identitasnya itu tetap nekat tinggal di dalam PLTN untuk membetulkan kerusakan.

Beratnya misi yang tengah mereka emban membuat para pekerja mengatakan bahwa mereka kini tengah menerima nasib seperti hukuman mati. Kepada keluarga, para pekerja mengirimkan pesan bahwa mereka tengah mengemban sebuah misi bunuh diri. "Tolong terus hidup dengan baik. Saya tidak bisa pulang untuk sementara waktu," demikian bunyi pesan seorang pekerja kepada istrinya, seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (18/3).

Isi pesan yang penuh dengan kerelaan mengemban tugas tersebut membuat keluarga yang ditinggalkan mengalami kesedihan yang amat sangat. Seorang lainnya mengatakan bahwa ayahnya yang berusia 59 tahun malah mengajukan diri untuk tugas Fukushima. "Aku mendengar bahwa ia melakukan tugas secara sukarela meskipun ia akan pensiun dalam setengah tahun lagi. Dan air mataku langsung jatuh seketika.Di rumah, ia tidak tampak seperti seseorang yang bisa menangani pekerjaan berat. Tapi hari ini, aku benar-benar bangga padanya. Aku berdoa agar ia bisa kembali dengan selamat."

Sejauh ini dari sejumlah pekerja yang masih tinggal di PLTN Fukushima, lima di antaranya diketahui telah meninggal dan dua lainnya yang hilang. Sementara sedikitnya 21 lainnya terluka. Hari ini ketika kita membaca berita dari fakta mulia tersebut mulailah bersyukur atas tiap pekerjaan dan kehidupan dari orangtua kita. Mari kita berempati kepada mereka yang sedang ditinggalkan orangtua mereka dengan mengucap syukur dan lebih menyayangi orangtua kita saat ini.

 

Sumber : Berbagai Sumber/DPT
Halaman :
1

Ikuti Kami