Seminggu setelah para pengawal Khadafy terbirit-birit dari sebuah istana mewah di puncak bukit, warga Libya dengan sukacita menggasak tempat tersebut. Para penjarah dengan penuh semangat menggeledah setiap kamar dan membakar gedung itu tapi masih tersisa ornamen-ornamen mencolok berukir emas dan bingkai-bingkai foto dari kayu.
Khadafy meringkuk di perbukitan di Al-Bayda, di utara Benghazi, vila itu sempurna dengan 40 kamar dan dilengkapi kolam renang dan taman. Khadafy sendiri sering tinggal di dalam bungker nuklirnya, yang terletak jauh di dalam perut bumi di bawah istana tersebut.
Ketakutan menyelimuti keluarga Khadafy sudah terasa bila melihat bungker miliknya untuk mempertahankan hidup selama beberapa bulan tersebut. Dalam keadaan darurat, penguasa lalim berusia 69 tahun itu mempunyai satu ruangan yang terdapat meja pijit empuk dimana ia bisa bersantai dengan para bantuan, perawat Ukrina atau salah satu dari 40 perempuan penjaga keamanannya.
Di sepanjang lorong dan serangkaian pintu, bungker itu berisi sistem pendukung kehidupan canggih dengan pembangkit listrik dan sistem penyaringan udara yang dirancang untuk memasok udara segar jika terjadi serangan senjata kimia. Bungker itu memiliki tujuh kamar tidur, tiga di antaranya kamar suite dan sebuah dapur besar. Bungker itu juga mempunyai lorong-lorong dan lubang-lubang kecil yang akhirnya mengarah ke poros untuk melarikan diri ke pedesaan sekitar.
Kawasan yang mengelilingi istana musim panas Khadafy itu punya panorama ke arah laut itu merupakan kawasan berbukit-bukit yang mengingatkan orang pada pedesaan Inggris dengan pohon-pohon, pagar, dan padang rumput. Suasananya sunyi, hanya ada suara angin dan kicauan burung.
Warga Libya yang penasaran mendatangi puing-puing pemborosan Khadafy itu. Abdul Karim, seorang mahasiswa berkata, “Bayangkan jika dia menghabiskan jumlah uang yang sama untuk rakyat membangun rumah-rumah dan sekolah-sekolah. Itu yang membuat saya marah melihat ini, ketika begitu banyak orang baik bahkan tidak memiliki rumah yang layak.” katanya. “Tampaknya orang-orang pertama yang datang kesini menemukan dua juta dinar (sekitar 1.4 juta poundsterling) uang tunai dan banyak potongan emas.”
Sementara rakyat tinggal di dalam kemiskinan yang begitu mengenaskan, Khadafy dengan mudahnya membangun bungker yang begitu mewah dan tentunya mahal luar biasa. Bagaimana tidak masyarakat Libya tidak sampai marah dengan pemimpin yang tiran ini?
Sumber : kompas/lh3