Sejumlah warga Kota Juang Bireuen, Aceh mengaku terheran-heran dengan perilaku pria berinisial Abd (50), warga Desa Blang Paseh, Sigli, Pidie. Pria tersebut mencari nafkah dengan mengemis di Bireuen. Pengemis bertubuh tambun dan berjenggot pirang, dengan rambut yang sudah ubanan itu, dilaporkan mulai meresahkan masyarakat. Kenapa?
Pasalnya, pada siang hari pria tersebut mencari nafkah dengan mengemis di Bireuen, namun pada malam hari dia pulang ke sebuah hotel bersama istrinya Njh (41) di Bireuen. Hal inilah yang membuat masyarakat resah. Hingga sabtu (19/2), sang pengemis sudah dua pekan menginap di hotel tersebut.
Seorang petugas Hotel Purnamaraya yang dikonfirmasi Serambi membenarkan jika Abd bersama istrinya sudah 14 hari menginap di kamar bernomor 118. “Dia biasanya pergi pagi, terkadang pulangnya siang membawa sebungkus nasi untuk istrinya dan terkadang juga pulang sore. Dia membayar sewa kamar Rp 75 ribu per hari. Sikapnya juga aneh dan egois serta sering ribut dengan petugas hotel. Kadang-kadang ia hanya mau membayar uang sewa kamar kepada saya,” kata resepsionis hotel yang tidak mau disebut namanya itu. Anehnya, ketika dia pergi mengemis, kunci kamar dikunci dari luar dan istrinya tinggal di dalam kamar.
“Kami heran ada pengemis tidur di hotel. Kalau siang mengemis di desa kami, padahal ia tampak sehat dan segar bugar,” ujar Yahya, salah seorang warga. “Setiap pagi kami temukan bapak berjenggot tersebut mengenakan baju koko, kain sarung, dan peci bersama istrinya sarapan pagi di sebuah warung dekat hotel tempat ia menginap,” imbuh warga Geulanggang Baroe, Kota Juang, Bireuen itu.
“Aneh tapi nyata, ada pengemis yang hidup mewah dengan menginap di hotel dan makan mewah pula,” pungkas Amirul Mukminim, salah satu penduduk Desa Geulanggang Baroe. Dia dan temannya, Mustafa berharap dinas terkait menertibkan pengemis yang makin banyak berkeliaran di kabupaten itu.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bireuen, Bustami Hamid, mengatakan pihaknya akan menertibkan para pengemis yang berkeliaran di daerah itu yang jumlahnya ratusan orang. “Para pengemis tersebut 50 persen berasal dari luar Kabupaten Bireuen. Kami akan minta polisi, TNI, dan Satpol PP atau aparat gabungan untuk menertibkan mereka,” pungkasnya.
Jika banyak beredar kabar kalau pengemis bisa beli rumah dan penghasilannya lebih besar dari karyawan kantoran, maka baru kali ini ada pengemis yang menghambur-hamburkan uang. Di satu sisi, masyarakat Indonesia yang punya belas kasihan yang tinggi jadi dimanfaatkan.
Sumber : tribunnews/lh3