Pembicaraan damai (peace talks) yang akan dilakukan antara pemerintah Negara Bagian Chhattisgarh di India bagian tengah dengan pemberontak Maois disambut baik oleh para aktivis Gereja juga para aktivis HAM Internasional.
Pemrakarsa pembicaraan damai ini dilakukan oleh Pastor Paul Thymoottil, dekan fakultas pendidikan dari Bastar University yang terkenal dengan seruan “Perang tidak akan menghasilkan solusi akhir.” Satu prakarsa yang juga disambut oleh tokoh reformis Hindu Swami Agnivesh yang segera membuat proposal, sehari setelah dia menjadi negosiator untuk pembebasan lima polisi yang ditangkap oleh kelompok Maois 18 hari sebelumnya.
Pastor Abraham Kannampala, seorang imam Karmel lainnya, mengatakan bahwa pembicaraan damai tersebut bisa menghasilkan “kemajuan nyata” di wilayah yang kaya dengan sumber daya alam itu. “Banyak orang takut bekerja di sini karena ada konflik,” kata rektor Christ College di Jagdalpur itu. “Daripada membuang-buang uang untuk pasukan bersenjata, lebih baik memanfaatkannya untuk pembangunan yang bisa menguntung banyak orang,” lanjutnya.
Bastar, sebuah wilayah hutan yang kurang berkembang dan didominasi warga suku, berada di Keuskupan Jagdalpur dan menjadi pusat jaringan pergolakan Maois di India. Pemerintah telah mengerahkan pasukan keamanan khusus untuk menghadapi kekerasan dari kelompok Maoist.
Kelompok Maois telah membunuh ratusan personel pasukan keamanan. Mereka membantai warga suku yang dicurigai sebagai informan bagi polisi. Kelompok Maois ini juga menghancurkan banyak infrastruktur negara hingga membuat kekacauan ditubuh pemerintah.
Sumber : ucanews/DPT