Nyanyian “Mesir merdeka!” memenuhi jalan-jalan Kairo Jumat (11/2), saat demonstran pro-demokrasi merayakan keputusan Hosni Mubarak untuk mengundurkan diri sebagai presiden.
Mubarak menyerahkan kekuasaannya kepada militer menyusul demonstrasi pro-demokrasi yang berlangsung selama 18 hari. Mobil-mobil riuh rendah membunyikan klakson dalam perayaan setelah Wakil Presiden Omar Suleiman membuat pengumuman pada televisi nasional.
“Dalam situasi serius yang sedang dilewati negara ini, Presiden Hosni Mubarak telah memutuskan untuk meninggalkan posisinya sebagai presiden republik ini,” ujar Suleiman dengan wajah suram.
“Hosni Mubarak telah memerintahkan Angkatan Bersenjata sebagai penguasa tertinggi untuk menjalankan negara ini,” tambah Suleiman. “Allah adalah pelindung dan penolong kita.”
Di Amerika, Presiden Barack Obama menyambut baik perubahan di Mesir, dengan mengatakan ia “yakin rakyat Mesir dapat menemukan jawabannya.”
“Rakyat Mesir telah bicara. Suara mereka telah didengar dan Mesir tidak akan pernah sama lagi,” ujar Obama. “Orang Mesir telah menginspirasi kami, dan mereka telah melakukannya dengan menyingkirkan kebohongan akan gagasan bahwa keadilan yang terbaik hanya dapat diperoleh dengan kekerasan.”
“Akhirnya kami bebas,” ujar Safwan Abou Stat (60), salah seorang pengunjuk rasa di tengah kerumunan. “Mulai sekarang, siapa saja yang memerintah akan tahu bahwa orang-orang ini luar biasa.”
Berita pengunduran diri Mubarak datang sehari setelah pemimpin pengunjuk rasa menantang dan memastikan kepada dunia dengan mengatakan ia tidak akan mundur sampai september.
Pemberontakan rakyat Mesir membuat pemerintahan Obama berada dalam posisi mencoba untuk mencari tahu bagaimana langkah diplomatis selanjutnya.
“Kami harus menunggu dan melihat apa yang terjadi,” ujar Presiden Barack Obama.
Meskipun teriakan kegembiraan menggema di seluruh Timur Tengah, tetap ada ketidakpastian yang melekat akan bagaimana militer Mesir menangani transisi kekuasaan.
Sumber : cbn.com