Bentrokan yang memakan tiga orang korban warga Ahmadiyah pada hari Minggu (6/2) sedikitnya sudah memberikan hasil. Usulan agar warga Ahmadiyah Indonesia tidak dimasukkan ke dalam golongan agama Islam menguat sebagai salah satu solusi agar penyerangan terhadap jemaah tersebut tidak kembali terjadi. Hal inilah yang juga menjadi solusi bagi para jemaah Ahmadiyah lainnya di negara-negara lain.
Mereka dinyatakan bukan Islam dan tidak boleh mengaku Islam, tapi diperbolehkan hidup di dalam negeri itu. Kenapa? Karena dalam ajaran Ahmadiyah, mereka menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi setelah Nabi Muhammad dan Tazkirah merupakan kitab suci, padahal di dalam Islam jelas-jelas Nabi Muhammad adalah nabi terakhir dan Al-Quranlah yang menjadi kitab suci.
“Pemerintah harus segera dan tegas menyatakan Ahmadiyah itu bukan Islam. Tetapi tetap memberikan hak dan kebebasan beragama kepada mereka dan melindunginya dari serangan maupun kekerasan pihak lain,” tegas kader Anas Urbaningrum di Himpunan Mahasiswa Islam, M. Chairul Basyar kepada Rakyat Medika.
Bahkan Ketua Umum Badko HMI Jaboteka-Banten ini membuat perumpamaan. “Saya kira orang Kristiani akan keberatan kalau ada kelompok mengaku Kristen tapi kitabnya bukan Injil dan tidak mengakui Yesus. Orang Yahudi juga keberatan bila ada kelompok mengaku agamanya Yahudi tetapi kitabnya bukan Taurat dan nabinya bukan Musa,” katanya.
Solusi yang memang bisa diterima oleh semua orang, tapi hendaknya pemerintah tetap menghukum mereka yang menganiaya para warga Ahmadiyah ini, khususnya mereka yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia. Ini bukan lagi masalah agama, tapi masalah hidup mati seseorang yang seharusnya hanya Tuhan yang berhak mengambil nyawa mereka namun dibunuh secara kejam.
Sumber : rakyatmerdeka/lh3