Mertua Oh Mertua...

Marriage / 5 February 2011

Kalangan Sendiri

Mertua Oh Mertua...

Lestari99 Official Writer
5942

Hubungan mertua-menantu memang membutuhkan sentuhan tersendiri. Perhatikan cerita Stephanie, yang mengeluh, "Ibu mertuaku tidak pernah setuju dengan apapun yang saya lakukan. Terakhir kali Joe dan saya mengunjunginya, hal itu terjadi lagi. Saya mencoba untuk bersikap baik dan menolong, saya mencuci semua panci dan wajan setelah makan malam. Setelah saya selesai, kemudian dia mencuci semuanya kembali!"

Stephanie bukan pasangan baru. Dia telah menikah dengan Joe selama 15 tahun. Selama itu dia dan ibunya Joe secara diam-diam berjuang untuk bersikap ramah satu sama lain. Pada saat ibu Joe datang berkunjung, Stephanie benar-benar berusaha untuk membersihkan dan membuat rumah itu nyaman untuk sang mertua. Namun saat sang mertua tiba di rumah mereka, dia mengeluarkan peralatan pembersih dan menyemprotkannya ke kamar mandi dan dapur. Stephanie berasumsi bahwa ibu mertuanya melakukan hal itu karena dia berpikir Stephanie adalah seorang pengurus rumah tangga yang ceroboh dan jorok.

Setelah kejadian panci dan wajan yang terakhir, Stephanie menumpahkan rasa frustasinya kepada kakak Joe, Connie. "Saya tahu ibumu membenci saya dan berpikir saya ceroboh dan seseorang yang buruk. Sepertinya apapun yang saya lakukan untuk menyenangkan hatinya tidak berhasil." Connie menjawab, "Stephanie, ini bukanlah mengenai kamu. Ini mengenai dorongan dari dirinya untuk menjaga segala sesuatu bersih. Aku tumbuh bersamanya. Aku mengenal dia. Dia seperti ini bahkan sejak sebelum kamu dan Joe bertemu. Pada saat dia mencuci ulang panci dan wajan, itu bukannya menuduhmu, sesungguhnya itu hanya karena dia memiliki standar yang berbeda (dan yang sebagian besar akan menganggap standar itu tidak masuk akal) mengenai kebersihan. Lupakanlah. Masih ada banyak permasalahan yang lebih penting."

Walaupun untuk sementara Stephanie tidak bisa benar-benar melupakannya, dia mulai melihat sang mertua dari sisi yang berbeda. Dia mulai mencoba mencari jalan untuk menolong yang tidak melibatkan standar kebersihan yang tinggi dari mertuanya - seperti pergi ke supermarket untuk membeli susu atau mengantarkan cucian ke binatu. Stephanie mungkin tidak akan memiliki hubungan yang akrab dengan mertuanya, tapi akhir-akhir ini mereka bisa lebih ramah satu sama lain.

Sementara Anda memprioritaskan keramahan di keluarga besar, akan menjadi lebih mudah untuk berfokus pada cara yang lebih efektif untuk mengatasi rasa marah dan frustasi. Yang Alkitab katakan pada 1 Korintus 13 mengenai kasih juga berlaku pada keramahan. Hal ini benar-benar manjur : Coba baca bagian kasih dan ganti dengan kata keramahan atau ramah. Jika Anda berhasil tetap ramah, Anda juga telah menambahkan kemampuan untuk bersikap tenang bahkan pada saat Anda sedang merasa sangat jengkel.

Sumber : focusonfamily
Halaman :
1

Ikuti Kami