Ketika Imlek Menjadi Bagian Masyarakat Indonesia

Nasional / 3 February 2011

Kalangan Sendiri

Ketika Imlek Menjadi Bagian Masyarakat Indonesia

Lois Official Writer
3039

Jalan Wotgandul di kawasan pecinan Kota Semarang di Jawa Tengah menjadi lebih cantik dengan adanya lampion merah yang tergantung di tengah jalan, di antara barisan stan-stan yang menawarkan makanan hingga pernak-pernik Imlek. Udara panas dan lengket tidak menghalangi lelaki-perempuan, tua-muda, dari berbagai latar belakang etnis untuk berdesak-desakan di pinggiran jalan itu.

Juga tercium wangi dupa dari sejumlah klenteng di Jalan Wotgandul, musik berbahasa Mandarin, membuat suasana menjelang Imlek lebih kental terasa. Malah ada lelaki dan perempuan yang memakai kostum tokoh mitologi China seperti Sun Go Kong, tiga dewa, Kwan Im, serta Thian Shang Sheng Bo (dewi laut).

Pasar Imlek Semawis (PIS) ini digelar hingga 1 Februari 2011. PIS sendiri sudah delapan kali digelar oleh Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis). Ada yang datang khusus melihat meskipun tidak ikut merayakan, contohnya seperti Sumiyati (45) dan Sarkun Ariyanto (48). “Saya tidak merayakan Imlek, tetapi rasanya ada yang kurang kalau tidak ke sini. Saya ingin mencoba makanan khas China dan melihat tariannya. Ternyata menarik,” tutur Sumiyati.

Menurut Jongkie Tio, pemerhati budaya Tionghoa di Semarang, PIS perlahan-lahan menjadi bagian dari masyarakat Semarang. Mulai tahun 2011, Pemerintah Kota Semarang memasukkan PIS sebagai agenda tahunan Kota Semarang. Ketua Panitia Pasar Imlek Semawis Darmadi mengakui, tujuan revitalisasi itu sendiri masih belum tercapai sepenuhnya. Masih banyak hal yang harus dibenahi di kawasan pecinan agar lebih menarik untuk dikunjungi wisatawan selain dengan PIS, termasuk pembenahan infrastruktur.

Kebudayaan yang mulai menyatu ini kiranya dapat membuat masyarakat Indonesia dari berbagai suku dan budaya dapat bersatu sehingga Negara Indonesia menjadi negara yang utuh dan bersatu. Selamat Tahun Baru China bagi Anda yang merayakan

Sumber : kompas/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami