Toleransi, nampaknya menjadi sebuah definisi sederhana dalam berkehidupan, namun ternyata sulit untuk menjalankannya. Tidak terkecuali di Indonesia yang kini sedang berjuang menempatkan idiom dasar kerukunan beragama tersebut pada fungsinya sebagai pemersatu, negara adidaya Amerika Serikat pun masih bermasalah dengan hal ini.
Salah satunya dialami olahragawan hoki es, Jason Bailey. Pemain itu merasa mendapat perlakuan tidak adil di klubnya, Anaheim Ducks, karena selama menjadi anggota klub asal California itu, Bailey justru hanya bermain di klub “kelas dua” Bakersfield Condors. Alasannya satu, karena dirinya beragama Yahudi. "Lantaran saya orang Yahudi, saya merasa mendapat perlakuan berbeda di klub," tandas Bailey.
Seperti dirilis AP dan AFP pada Kamis (27/1/2011) puncaknya Bailey menuntut klub itu. Menurut kuasa hukumnya, Bailey menghadapi sebuah tindakan anti-Semit dan penyerangan serta makian yang merendahkan kepercayaannya sebagai Yahudi dari para pelatih Condors. "Ini penghinaan yang kejam terkait dengan agama seseorang yang dilakukan oleh pelatih Martin Raymond dan Mark Pederson," begitu bunyi tuntutannya.
Meskipun kedua pelatih Condors itu telah menyampaikan permintaan maaf secara tertulis dan juga mendapat sanksi dari klub. Namun, hal ini tidak memuaskan Baileys yang menginginkan mereka harus segera dipecat.
Hal inilah yang terjadi jika seseorang mendiskriminasikan orang lain yang juga punya hak yang sama dengan dirinya. Kebencian dan sikap permusuhan ini tentunya berlawanan dengan hakikat olahraga yang menjadi medium pemersatu dan kebersamaan. Sikap diskriminasi ini harus kita hindari jika ingin melihat perdamaian dunia terwujud.
Sumber : Berbagai sumber/dpt