Setiap pasangan mengharapkan asmara dan tatapan penuh cinta di antara mereka dapat berlangsung selamanya. Namun pada beberapa titik setiap pasangan harus melewati garis tak terlihat antara cinta dalam khayalan dengan kehidupan nyata, dimana sebagian besar pernikahan tinggal di dalamnya.
Bahkan Raja Salomo dan Shulammite menyeberangi garis masalah yang mengancam akan mengikis keintiman mereka: “Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur, kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!” (Kidung Agung 2:15).
Kebanyakan sarjana Perjanjian Lama setuju bahwa kebun-kebun anggur dalam ayat ini menceritakan cinta antara Raja Salomo dan Shulammite. Semuanya tampak sempurna, kecuali ia memata-matai beberapa rubah kecil di kebun anggur mereka, dan memperingatkan Salomo akan kehadiran rubah-rubah itu. Meskipun rubah-rubah itu tampaknya tidak berbahaya, para rubah menggali lubang dan melonggarkan tanah di sekitar tanaman, mencegah tanaman tersebut untuk menumbuhkan sistem akar yang stabil. Dalam hal ini, sistem akar itu adalah keintiman di antara mereka.
Ibaratnya kapal perusak, rubah kecil ini melambangkan masalah-masalah kecil yang menggerogoti akar cinta mereka. Kita harus menangkap rubah-rubah yang menggerogoti akar cinta kita karena jika tidak, rubah-rubah itu akan menghancurkan keinginan kita untuk intim secara seksual.
Dalam banyak kejadian, stres, anak dan pekerjaan membunuh asmara. Stres memakan kita hidup-hidup. Dan dua rubah yang paling umum (pembunuh keintiman) bagi pasangan menikah adalah pekerjaan dan anak-anak.
Pencuri Keintiman #1: Bekerja berlebihan. Kerja, kerja, kerja. Memiliki jam kerja lebih menjadi tren yang terus berlanjut di zaman yang serba sibuk ini. Dan hasilnya, pernikahan pun diabaikan.
John bekerja 75 jam seminggu berusaha keras memenuhi semua kebutuhan keluarganya. Permintaan Amy agar ia menghabiskan lebih banyak waktu di rumah untuk membangun emosi yang kuat di antara mereka berdua malah membuat John marah: “Tidakkah ia mengerti tekanan yang harus saya hadapi setiap hari?” Dan Amy hanya dapat bersedih: “Tidakkah ia dapat melihat bahwa dirinya telah menjadi orang asing bagiku?”
Pria bukanlah satu-satunya yang menderita karena terlalu banyak bekerja. Wanita yang bekerja penuh waktu juga seringkali masih harus berperan utama di rumah sekaligus menjadi pengelola rumah tangga. Dan jangan lupakan ibu rumah tangga.
Tekhnologi canggih yang membuat kita sangat mudah terhubung dengan dunia luar seringkali malah memutuskan hubungan kita dengan pasangan.
Pencuri Keintiman #2: Anak-anak. Pertama, Anda menikah. Lalu memiliki anak. Masalah muncul ketika pasangan membalik urutan ini. Padahal seringkali kita justru dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada anak-anak kita saat kita menjadikan pernikahan sebagai prioritas yang utama.
Anak-anak merupakan hadiah dari Tuhan dan juga sukacita bagi orangtua dan perlu dijaga serta dipelihara dengan baik. Namun anak-anak juga dapat mengurangi kesempatan bagi orangtua untuk intim.Cassie menceritakan kepada kami: “Saya memiliki tiga anak-anak yang belum bersekolah. Mereka menyibukkan saya sepanjang hari. Ketika waktu tidur tiba, saya merasa sangat lelah dan hampir tidak bisa bergerak. Kemudian suami saya ingin berhubungan seks, dan ia bertanya-tanya mengapa saya merasa jengkel. Hal terakhir yang sebenarnya saya butuhkan adalah istirahat yang panjang.”
Hukum Murphy mengatakan: “Sex makes little kids. Kids make little sex.”
Mungkin perspektif kita menjadi bagian dari masalah yang kita hadapi. Keintiman bukanlah tentang mencari waktu melainkan menciptakan kesempatan yang membuat Anda dapat menikmati waktu hanya berdua dengan pasangan.
Jadi, apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi pekerjaan dan anak-anak? Bagaimana kita dapat menangkap rubah-rubah ini dan merebut kembali keintiman yang hilang di antara pasangan?
1. Bicaralah pada Tuhan. Jika sikap hati Anda tidak benar, Anda akan mengabaikan setiap kesempatan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan pasangan dengan mengangkat bahu sebagai tanda sikap apatis dan berkata, “Tidak, saya tidak ingin melakukan itu.” Tempat awal untuk menciptakan waktu bagi pasangan Anda adalah dengan meminta Tuhan menanamkan keinginan di dalam Anda untuk menjadikan kehidupan seks Anda sebagai yang paling utama.
2. Buat jadwal di kalender Anda. Duduklah dengan memegang kalender Anda. Di bagian atas selembar kertas, tulislah nama setiap anggota keluarga dan buat kolom untuk masing-masing nama. Daftarkan aktivitas yang berhubungan dengan masing-masing nama, dan berapa banyak waktu serta kegiatan yang dihabiskan dalam seminggu. Pastikan untuk menyertakan waktu di perjalanan serta waktu yang dihabiskan untuk merencanakan atau mempersiapkan kegiatan tersebut. Tujuan Anda adalah untuk meninjau semua aktivitas Anda saat ini sehingga Anda bisa mendapatkan dua jam dalam seminggu dan seminggu dalam setahun dimana Anda berdua dapat menghabiskan waktu bersama.
Untuk mencapai tujuan ini, Anda perlu menghilangkan atau membatasi beberapa kegiatan dalam daftar Anda. Review setiap kegiatan dan tanyakan pertanyaan-pertanyaan ini: Dapatkah kegiatan ini dihilangkan dari daftar? Jika tidak, bagaimana kita dapat meminimalkan waktunya? Diskusikan bagaimana Anda dapat menyediakan dua jam dalam seminggu untuk fokus satu sama lain, dan tandai waktu tersebut di jadwal Anda.
3. Lakukan interview dengan pasangan yang lebih tua. Undanglah untuk makan malam satu atau dua pasangan yang lebih tua yang pernikahannya Anda teladani. Tanyakan kepada mereka pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana Anda menjadikan pernikahan tetap sebagai prioritas? Bagaimana Anda meluangkan waktu untuk keintiman? Apa yang paling berkesan saat Anda menghabiskan waktu bersama-sama? Saran apa yang Anda miliki bagi kami sebagai pasangan? Apakah ada yang Anda ubah saat menempatkan prioritas dalam pernikahan Anda?
Kebijaksanaan yang mereka miliki akan menginspirasi Anda untuk menciptakan menit-menit bersama dalam pernikahan Anda.
4. Bertukar pikiran dengan pasangan yang seusia dengan Anda. Aturlah sebuah pertemuan dan undanglah pasangan yang juga ingin menciptakan waktu bersama dengan pasangan mereka. Mintalah agar setiap pasangan siap untuk berbagi tiga hal kreatif yang mereka lakukan untuk merebut menit-menit bersama dalam pernikahan. Kompilasikan dalam sebuah daftar dan tanyakan pada para pasangan jika mereka bersedia untuk bertemu kembali setiap enam bulan (atau setahun) untuk memperbarui daftar tersebut.
5. Singkirkan televisi selama seminggu. Anda akan terkejut melihat banyaknya waktu yang Anda miliki untuk bercengkerama saat Anda mematikan televisi. Cobalah selama satu minggu dan lihatlah perbedaan itu saat Anda menemukan waktu untuk menikmati keintiman Anda.
6. Pekerjakan pengasuh anak. Jangan buang uang yang bisa Anda gunakan untuk menjaga anak Anda hanya untuk menonton film! Sebaliknya, pekerjakan pengasuh untuk membawa anak-anak Anda ke taman pada hari Sabtu pagi selama dua jam sementara Anda menghabiskan waktu di rumah bersama – di tempat tidur.
7. Jadwalkan kencan di motel. Ketika anak remaja Anda yang penasaran selalu ada di seantero rumah dan tidak akan pergi tidur sebelum tengah malam, hal itu dapat menghentikan kehidupan cinta Anda. Tinggalkan anak remaja Anda dengan makanan enak dan film yang bagus. Kemaslah keranjang piknik yang diisi penuh dengan makanan, CD player, lilin, dan lotion wangi lalu pergilah ke motel dari pukul 5 sore sampai 11 malam. Anda akan takjub melihat berapa banyak cinta dan perbincangan yang dapat Anda lakukan tanpa harus mengurusi telepon yang berdering! Melakukan hal ini lebih murah daripada makan di luar maupun menonton televisi – dan lebih banyak kesenangan!
8. Nikmati hari Sabat. Tuhan meminta kita untuk beristirahat di hari Sabat. Tubuh kita dikondisikan untuk beristirahat sehari dalam seminggu. Kami mendorong Anda untuk bekerja dan melakukan aktivitas dengan anak-anak Anda selama enam hari, lalu beristirahatlah selama satu hari. Tanpa pekerjaan, tanpa belanja, tanpa melakukan kegiatan olahraga lari. Sebaliknya, sisihkan sepanjang hari untuk menyembah Tuhan, tidur siang, istirahat, dan bermain bersama. Ini adalah bagian dari keintiman – menemukan pasangan sebagai tempat beristirahat, saling bersandar di lengan pasangan, dan menikmati kedekatan tanpa terganggu dengan stres kehidupan.
Sumber : marriagemissions.com