Menurut Fisikawan University of Southern Queensland, Brad Carter, Betelgeuse saat ini hampir kehabisan ‘bahan bakar’ yang selama ini membuatnya terus menyala. Bintang Betelgeuse dikabarkan sedang menghitung waktu kematiannya. Peneliti mendapati bintang terbesar kedua di Rasi Orion ini terus kehilangan massa, memerah, dan akan meledak dalam waktu dekat.
“Kalau bahan bakar benar-benar habis, bintang itu akan mati,” kata Carter seperti yang dikutip dari Kantor Berita Australia News.com. Bintang yang mati akan meledak, peristiwa ini disebut Supernova. Carter menghitung, kematian Betelgeuse bisa membuat bumi terang. Malam jadi siang selama beberapa pekan karena nyala ledakan yang sangat besar.
Namun waktu ledakan tidak dapat dipastikan. “Antara sebelum 2012 sampai jutaan tahun mendatang,” kata Carter. Lalu apakah setelah ledakan itu terjadi, bumi akan selalu berada dalam kegelapan? Carter mengatakan, “Kita akan memiliki matahari kedua,” ujarnya. Meski mengamini penelitian Carter, pakar astronomi Amerika Serikat Phil Plait menyangsikan munculnya matahari kedua.
Nama Betelgeuse diambil dari Bahasa Arab Yad Al Jauza, tangan Al Jauza yang menggambarkan sosok perempuan yang mengatur alam. Kematian Betelguese ini menimbulkan kekuatiran karena bersamaan dengan ramalan Suku Maya yang menyatakan kiamat datang tahun 2012. Betelgeuse sendiri terbentang di jarak 625 tahun cahaya dari bumi, jauh di luar jarak ideal untuk menikmati siraman cahaya supernova yaitu 25 tahun cahaya.
Hal ini tentu saja akan menjadi fenomena alam terhebat sepanjang sejarah, dimana kehidupan manusia akan mengalami fenomena yang menakjubkan. Kita harapkan bumi tidak terkena imbasnya. Apapun yang terjadi, kita percaya Tuhan punya rencana yang indah. Itulah iman yang kita pegang.
Sumber : tempointeraktif/lh3