Hari kasih sayang atau Valentine day memang masih beberapa minggu lagi, namun beberapa pro dan kontra selalu lebih dulu muncul di permukaan membahas ataupun juga himbauan tegas untuk hari yang dahulu diperingati sebagai hari mengenang Santo Valentino itu.
Republik Iran adalah negara pertama yang langsung memasang payung, melarang seluruh warga negara untuk Hari Kasih Sayang serta segala aktivitas yang berhubungan dengan hari tersebut. Landasannya cukup politis, Hari Valentine dianggap sebagai budaya Barat.
Beberapa pejabat publik beraliran garis keras berulangkali memperingati masyarakat bahaya dari penyebaran nilai-nilai Barat melalui hal-hal tersebut. Beberapa instruksi dikeluarkan terkait larangan dari pemerintah yang terkait tukar menukar kado dan kartu ucapan dengan simbol-simbol atau bentuk hati serta bunga mawar merah itu.
Salah seorang pejabat bernama Nikou Sokhan berpendapat bahwa Iran memiki sendiri hari-hari peringatan untuk menunjukan kasih sayang, namun bukan valentine. “Menghormati tradisi asing merupakan penyebaran terhadap budaya Barat. Negara ini menganut sistem kependudukan yang telah lama dipertahankan dan memiliki hari-hari lainnya untuk menghormati kasih sayang, cinta dan perhatian,” ujarnya.
Bisa jadi hal ini menjadi wacana penting karena belakangan ini, peringatan Hari Valentine semakin populer di kalangan pemuda Iran, dan bisnis yang berhubungan dengan pernak-pernik Valentine tentunya mengeruk keuntungan. Tindakan tegas dikeluarkan untuk mencegah perayaan hari itu. “Segala aktivitas percetakan yang berhubungan dengan hari tersebut dilarang. Aparat akan mengambil tindakan tegas bagi mereka yang melanggar,” demikian peringatan pemerintah.
Sumber : Berbagai sumber/dpt