Salah satu gereja Ortodox di Rusia menjadi perhatian masyarakat di negara beruang merah tersebut usai menyerukan para warga terutama jemaat untuk mengganti pakaian minim dan meminta mereka mengenakan pakaian nasional setiap harinya.
Seperti dilansir BBC, seruan ini dinyatakan dalam sebuah forum debat antar etnis Rabu (19/1/2011), ketika Archpriest Vsevolod Chaplin, kepala departemen sosial gereja, menyindir para kaum wanita berpakaian mini yang membuat jalanan Rusia disebutnya menjadi ajang striptis seronok. Tidak ketinggalan kecamannya terhadap para pria yang hanya mengenakan kaus dan celana pendek di kota.
Terang saja pernyataan Pendeta ini langsung dikecam beberapa pihak yang menyebutnya pernyataan tersebut salah tempat. Tahun lalu pun Pendeta ini mengundang kegemparan dengan mengatakan bahwa wanita lah yang patut dipersalahkan apabila mereka diperkosa karena mengenakan pakaian minim.
Kaum Feminisme menjadi pihak yang merasa dituduh atas pernyataan ini yang segera petisi untuk diberikan kepada kepala gereja, Patriarch Kirill. Petisi tersebut didukung hampir 1,300 penandatangan, yang memaksa Kirill untuk mengutuk diskriminasi dan juga setiap komentar menghina yang mengatasnamakan gereja.
Sejak runtuhnya kekuasaan komunis dua dekade yang lalu organisasi keagamaan kini mulai berkembang di Rusia. Aturan konservatif di dalam gereja yang dianggap kolot mulai berkembang dan menjadi kekhawatiran bahwa hak-hak wanita akan terkikis.
Sumber : BBCIndonesia.com/dpt