Para pemimpin gereja bersama di Inggris dan Irlandia mengatakan daripada menggunakan doktrin sendiri untuk mendefinisikan ‘orang lain’, gereja seharusnya menciptakan ruang yang aman dimana setiap orang dapat melintas tanpa adanya hambatan.
Dalam sebuah khotbah untuk menandai dimulainya Pekan Doa bagi Kesatuan Umat Kristen pada hari Selasa, Rev Bob Fyffe mengatakan gerakan kesatuan telah ‘mentransformasi beberapa hal menjadi lebih baik’.
Pekan Doa bagi Kesatuan Umat Kristen ini diselenggarakan setiap tahun oleh gereja di seluruh dunia dari tanggal 18-25 Januari. Tema tahun ini adalah “Segala Hal dalam Kebersamaan”.
Mengingat kunjungan Paus ke inggris pada akhir September tahun lalu, Rev Fyffe mencatat bagaimana saat Paus Benediktus XVI datang, Uskup Agung Canterbury dan perwakilan oikumene meninggalkan Westminster Abbey dan datang sebagai teman merupakan suatu hal yang ‘tak pernah terpikirkan’ dalam dua dekade terakhir.
“Mereka yang mencari kesatuan gereja Tuhan telah melangkah lebih jauh dan mereka dapat mencapai banyak hal,” ujarnya.
Tidak hanya gereja-gereja menjadi lebih bersahabat dengan gereja lain dalam arti dangkal, namun gerakan ini telah membantu mengatasi beberapa permusuhan yang telah berakar dengan sangat kuat di kalangan masyarakat, mengubah gereja untuk menjadi lebih terbuka satu sama lain. Dan hal ini tidak hanya mengubah gereja, tapi juga mengubah lingkungan sosial di sekitar gereja, membuat kehidupan baik secara individu maupun keluarga menjadi lebih damai, kokoh dan nyaman dengan komunitas mereka.
Rev Fyffe kemudian mengatakan oikumene “bukanlah tentang kenyamanan gerejawi” namun mengejar kesatuan dalam lingkup yang lebih besar merupakan hal yang lebih penting dan merupakan panggilan yang ada di antara orang-orang Kristen.
Tugas orang percaya adalah mengakui dirinya sebagai orang Kristen dengan menunjukkan bagaimana mereka saling mengasihi satu sama lain.
“Menjadi orang Kristen yang terpecah-belah tidaklah menjadi kesaksian yang baik bagi dunia ini,” ujarnya.
“Panggilan bagi kesatuan umat kristen haruslah lebih dari hanya sekedar mimpi. Kesatuan haruslah menjadi sesuatu yang nyata dan keadaan ideal ini akan membantu orang lain untuk melihat bahwa iman dapat menjadi sumber pengharapan. Pada hari-hari ini ketika gereja berjalan dengan begitu harmonis dalam hubungannya dengan gereja lain, hal ini akan menjadi kesaksian yang penuh kuasa bagi orang Kristen untuk berada di dunia.”
Dengan ratusan rencana yang datang dari inisiatif gereja-gereja lokal untuk pekan doa ini, Rev Fyffe menyerukan kepada gereja-gereja untuk membantu mendorong diadakannya dialog, menawarkan pelayanan, mendengarkan dan ‘memulihkan kenangan’ di lingkungan dan komunitas mereka.
Daripada menggunakan doktrin untuk menunjuk ‘orang lain’ atau ‘orang luar’, gereja perlu menciptakan tempat aman dimana orang dapat melintasi batasan-batasan yang ada.
“Hanya dengan kesatuanlah dimana seluruh tubuh Kristus dapat berdiri sebagai orang Kristen yang bahu-membahu, dan mengatasi keprihatinan besar pada hari-hari ini dalam kemitraan dengan semua orang berdasarkan kehendak baik,” ujarnya.
“Titik awal untuk menunjukkan kesaksian kita sebagai orang Kristen adalah dengan gereja yang mencerminkan kesatuan, sebuah panutan yang dapat diterima dan disambut dengan keramahan yang berakar dari Tuhan.”
Pokok doa untuk Pekan Doa bagi Kesatuan Umat Kristen pada tahun ini telah disusun oleh sebuah kelompok oikumene di Yerusalem dan orang Kristen diundang untuk berdoa bersama bagi kesatuan gereja dan keadilan serta kedamaian di Tanah Suci.
Kesatuan adalah apa yang menjadi kerinduan hati Tuhan. Saat Yesus datang ke dunia, tak sedikitpun IA berencana membangun gereja dengan berbagai denominasi. Di mata Tuhan, kita semua adalah anak-anak yang dikasihi-Nya. Apapun latar belakang gereja Anda, ingatlah bahwa kita semua merupakan bagian dari Tubuh Kristus yang satu dan latar belakang gereja kita tidak menambah maupun mengurangi kasih Tuhan atas hidup kita.
Sumber : christiantoday