1. Sadarilah – Sadarilah bahwa godaan seksual tidak dapat dihindari dalam budaya yang penuh dengan obsesi seks seperti saat ini. Gambar erotis di papan reklame, film, televisi dan ribuan stimulan lainnya membom-bardir Anda setiap hari. Menjadi orang Kristen tidak membebaskan Anda dari godaan ini – seorang pria saleh sekalipun dapat menjadi mangsa godaan ini. Jadi langkah pertama untuk menjaga integritas secara seksual adalah dengan menyadari nyatanya godaan ini. Akui pada diri Anda sendiri bahwa godaan seksual merupakan sebuah masalah yang harus Anda tanggapi dengan serius. Ingatlah apa yang dikatakan oleh Yohanes: Jika kita berkata kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri.
2. Bersikap Serius – Anda harus tahu mulai saat ini bahwa dosa seksual merusak setiap orang yang jatuh di dalamnya. Yang mungkin tidak Anda ketahui adalah setiap fantasi seksual Anda yang menghibur, setiap percakapan genit yang Anda lakukan, atau setiap pandangan Anda pada wanita cantik yang disertai hasrat merupakan benih dari AIDS, perzinahan, patah hati dan hidup yang hancur. Jadi bersikaplah dengan serius – jika Anda terus menghibur nafsu Anda, sebenarnya Anda sedang menari di atas tebing. Ambillah tindakan nyata saat ini selagi bisa. “Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.” (Yakobus 1:15)
3. Bersiaplah – Jika Anda benar-benar percaya bahwa gempa akan datang suatu hari nanti, Anda harus bersiap untuk itu dengan membuat rencana darurat. Jika Anda benar-benar percaya bahwa godaan seksual secara umum dapat mematikan, maka Anda membuat ‘rencana darurat’ untuk hal itu juga. Putuskan terlebih dahulu apa yang harus Anda lakukan ketika Anda tergoda: bagaimana mengalihkan perhatian Anda dari godaan, siapa yang harus Anda hubungi, bagaimana menghindari panggilan akrab dari godaan tersebut. Bahkan Rasul Paulus sendiri mengakui: “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Korintus 9:27)
4. Tetap Terhubung – Dosa seksual tumbuh subur di dalam gelap. Jika Anda jatuh dalam salah satu dosa seksual, satu hal yang pasti: Perilaku Anda yang tersembunyi secara rahasia akan memperkuat cengkeramannya terhadap Anda. Bagaimanapun juga, mungkin Anda malu mengakui masalah Anda kepada orang lain. Namun kenyataannya adalah seperti ini: Anda tidak dapat mengatasinya seorang diri. Jika Anda memang bisa, bukankah Anda bisa melakukannya sekarang? Ambillah petunjuk dari Yakobus: “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yakobus 5:16) Carilah teman Kristen yang dewasa dan dapat dipercaya untuk menjadi teman bicara Anda. Jadikan teman ini sebagai partner dalam pemulihan Anda, dan JANGAN PERNAH berasumsi bahwa Anda telah mencapai titik dimana Anda tidak lagi membutuhkan akuntabilitas.
5. Menjadi Radikal – Saya percaya ada sebuah ayat yang mengatakan “janganlah mempermainkan Tuhan”. Jika Anda serius mengenai integritas seksual, Anda akan menjauhkan diri tidak hanya dari dosa-dosa seksual tertentu yang sangat rentan untuk Anda lakukan (fantasi seks, pornografi, perselingkuhan, prostitusi) namun Anda JUGA akan menjauhkan diri dari orang-orang maupun hal-hal yang dapat menyeret Anda ke dosa itu. Terkadang, bahkan untuk sebuah aktivitas yang benar (seperti film-film tertentu, musik atau perkumpulan misalnya) dapat dinikmati orang lain tanpa terseret dalam dosa seksual, namun tidak demikian dengan Anda. Secara radikal bersikap jujurlah dengan gaya hidup Anda: segala sesuatu di dalamnya yang membuat Anda rentan terhadap dosa seksual haruslah Anda singkirkan. “Segala sesuatu halal bagiku,” kata Paulus, “tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.” (1 Korintus 6:12)
6. Dapatkan Bantuan – Dosa seksual seringkali merupakan gejala kebutuhan emosi yang lebih dalam dimana seseorang mencoba mencari kepuasan dengan cara yang salah. Bertobat dari dosa itu sendiri merupakan langkah pertama yang diperlukan, tetapi mengakui konflik maupun kebutuhan yang menyebabkan Anda melakukan perilaku tersebut bisa menjadi langkah berikutnya, dan biasanya membutuhkan beberapa perawatan khusus dari seorang profesional Kristen. Jangan ragu untuk mencari nasehat saleh jika Anda terjebak dalam siklus yang terus berlangsung dan Anda tidak dapat lagi mengontrolnya. Jawaban yang Anda butuhkan mungkin lebih dari hanya sekedar “berdoa dan akhiri itu!” Raja Daud (yang tidaklah asing dengan dosa seksual) menemukan pengungsian di dalam mentoring Samuel yang bijaksana (1 Samuel 19:18). Jika Anda bersedia mencari bantuan profesional untuk pajak, perawatan media atau konsultasi karir, pastikan bahwa Anda bersedia melakukan hal yang sama untuk menjaga integritas seksual Anda.
7. Dapatkan Kenyamanan – Masalah akan godaan seksual ini tidaklah pernah berakhir. Dosa seksual sudah ada sejak zaman dahulu, dan tidak diragukan akan terus menjadi wabah sampai Kristus datang. Jadi nyamanlah dengan gagasan bahwa Anda perlu mengelola hasrat seksual Anda sepanjang hidup, selalu mengingat bahwa integritas seksual Anda hanyalah bagian dari proses pengudusan yang dijalani setiap orang Kristen. “Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna,” kata Paulus kepada jemaat Filipi. “Saya masih tidak menjadi saya yang seharusnya.” (Filipi 3:12-13) Jadi belajarlah untuk mencintai proses dan bukannya kesempurnaan.
8. Dapatkan Cinta – “Saya sudah mencari cinta di semua tempat yang salah,” keluh sebuah lagu lama. Dosa seksual dimana Anda selalu tertarik untuk melakukannya bisa jadi merupakan pengganti yang murah dari cinta. Anda bisa bertobat dari dosa, tapi tidak dari kebutuhan yang menghadirkan dosa itu. Jadi dapatkanlah cinta di dalam hidup Anda: pertemanan, keluarga, pasangan, sesama orang percaya. Seseorang yang benar-benar mencintai, dan tahu bahwa dirinya benar-benar dicintai, jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mencari apa yang sudah ia miliki di tempat dimana ia tidak akan pernah mendapatkannya. “Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?” tanya Yesaya (Yesaya 55:2). Belajarlah untuk menjadi akrab dan otentik. Hal ini merupakan salah satu cara terbaik untuk melindungi hati Anda dan integritas Anda.
9. Dapatkan Anugerah – Bukanlah orang tanpa dosa yang berhasil bertahan sampai akhir; melainkan mereka yang belajar berdiri dan melangkah maju setelah ia terantuk. Jika perjuangan Anda sepertinya tak berujung, ingatlah akan hal ini: Ketika Anda mengkomitmenkan diri Anda pada integritas seksual, Anda sedang berkomitmen pada sebuah tujuan, bukan kesempurnaan. Anda bisa saja tersandung di sepanjang jalan – hal itu bukanlah pembenaran untuk melakukan dosa, namun merupakan sebuah pandangan yang realistis dalam kehidupan di dunia yang telah terbelenggu dosa ini. Yang menentukan keberhasilan maupun kegagalan dari seorang yang tidak sempurna ini adalah kemauannya untuk bangkit, mengakui kesalahannya, dan melanjutkan komitmennya untuk mencapai tujuan Ilahi. Ingatlah pendekatan yang dilakukan Paulus: “aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Filipi 3:14)
10. Miliki Sebuah Kehidupan – Apa yang menjadi gairah Anda? Apa yang menjadi panggilan Anda? Seberapa jelas tujuan Anda? Dan, apakah Anda bersenang-senang? Seseorang yang tidak memiliki kehidupan – tidak memiliki gairah, perasaan bermakna, kemampuan untuk bersenang-senang sebagaimana ia bekerja keras – adalah seorang yang memiliki kekosongan dan dapat diisi oleh dosa seksual. Hidup lebih dari sekedar menjaga diri Anda murni secara seksual, sama pentingnya dengan kekudusan. Namun hidup adalah tentang mengenal siapa diri Anda, bagaimana menempatkan prioritas dan kemana Anda sedang melangkah.
Jika Anda tidak tahu banyak tentang diri Anda sendiri, Anda harus berpikir serius untuk melakukannya. Komitmenkan diri Anda untuk mengembangkan hidup Anda sebagai pengelola yang baik dari karunia dan kesempatan Anda, dan berusahalah untuk menjaga integritas seksual Anda. Integritas seksual sendiri merupakan suatu hal yang baik namun integritas seksual demi sebuah panggilan Ilahi jauh lebih baik. Jadi dengan segala cara, berbaliklah dari dosa Anda. Namun sebagaimana Anda hidup, berbaliklah untuk memiliki kehidupan yang berorientasi pada tujuan, memiliki gairah, dan hidup yang bermakna. Itulah pertobatan dalam artinya yang paling dalam.
Sumber : marriagemissions.com