Kejadian yang terus menimpa para pemburu berita di berbagai belahan dunia memang memprihantinkan. Ketidakpuasan pribadi terhadap pemberitaan dapat menjadi pemicu seseorang ataupun kelompok melukai bahkan membunuh seorang wartawan.
Tidak terkecuali di Indonesia, Committee to Protect Journalist (CPJ) dalam pernayataannya menyebutkan bahwa selama tahun 2010 ada 97 wartawan yang dibunuh di seluruh dunia, tiga di antaranya di Indonesia. Ini membuat Indonesia disebut termasuk satu dari lima negara yang dikategori berbahaya bagi pekerja media, demikian dilaporkan Dewan Pers kepada Kementrian Hukum dan Keamanan.
Wartawan Indonesia yang dibunuh disebutkan terkait laporan mereka tentang kejahatan terorganisir dan perambahan hutan secara illegal atau perusakan sumber-sumber alam. “Kami sangat prihatin dengan hal ini,” kata Albertus Magnus Putut Prabantoro, ketua Asosiasi Wartawan Katolik Indonesia, kepada ucanews.com.
Prabantoro meminta wartawan khususnya wartawan Katolik untuk menjalankan tugas mereka sesuai dengan kode etik dan rasa keadilan, kebenaran dan ‘option for the poor.’ “Kita tidak boleh tergoda oleh uang, politik dan kepentingan kelompok,” katanya.
Sebagai data kelima negara yang disebut paling berbahaya bagi para wartawan adalah Honduras, Irak, Meksiko, Pakistan, dan Indonesia. Media saat ini memang sudah menjadi momok tersendiri bagi para pelaku kejahatan kerah putih yang kerap merasa dirugikan atas publikasi berita terutama berita investigasi.
Sumber : ucanews/dpt