Hidup Dalam Pernikahan Tanpa Seks
Lestari99 Official Writer
Jika Anda hidup dalam pernikahan dimana Anda sangat jarang berhubungan seks dengan pasangan Anda (kurang dari 10 kali dalam setahun), Anda tidak sendirian. Diperkirakan sekitar 40 juta pasangan menikah di Amerika hidup dalam pernikahan tanpa melakukan seks sama sekali atau intensitas aktivitas seks mereka sangat rendah. Jika kedua belah pihak tidak bermasalah dengan kehidupan tanpa seks, maka hal itupun tidak menjadi masalah. Tapi tidak demikian yang terjadi dengan sebagian besar pasangan menikah yang miskin seks ini. Paling tidak salah satu pihak merasa tidak bahagia dan menginginkan keintiman seksual yang lebih lagi. Kebanyakan terapis percaya bahwa kondisi ini terjadi sebagian merupakan keputusan pihak wanita dan sebagian lagi merupakan keputusan pihak pria.
Di dalam buku yang mengungkapkan hasil survei lebih dari 4.000 pria dan wanita yang berada dalam situasi ini, Dr. Bob Berkowitz dan istrinya, Susan Yaeger-Berkowitz, mendapati sangat sering terlontar dari para respondennya yaitu komentar seperti “Dia hanya tidak lagi bergairah untukmelakukannya.”
Beberapa alasan utama yang diungkapkan responden pria kenapa mereka berhenti melakukan hubungan seks adalah:
- Istri saya sepertinya tidak lagi menikmati seks.
- Istri saya bukanlah seorang petualang seks yang dapat memuaskan saya.
- Saya marah kepadanya.
- Saya bosan dengan kehidupan seks kami. Kami melakukan hal yang sama dengan posisi yang sama setiap saat.
- Istri saya sedang tertekan.
- Saya tidak lagi melihat istri saya menarik secara fisik. Dia sudah menjadi gemuk dan tidak lagi mengurus dirinya sendiri.
- Saya menderita disfungsi ereksi.
- Saya sedang dalam perawatan sehingga menurunkan libido saya.
- Saya kehilangan minat akan seks dan saya tidak tahu kenapa.
- Saya berselingkuh.
Survei ini menunjukkan baik pria maupun wanita merasa sakit hati, bingung dan tidak begitu menarik ketika pasangan mereka menolak untuk berhubungan seks.
Alasan mengapa para pria berpikir istri mereka tidak mau berhubungan seks dengan mereka:
- Istri saya tidak tertarik dengan seks sejak awal namun tetap menikah dengan saya.
- Istri saya mengalami pelecehan seksual saat ia masih kecil dan hal ini membawa dampak negatif pada dirinya secara seksual.
- Istri saya dibatasi dengan keyakinan agama yang menentang hubungan seks dan ia tidak dapat mengatasi hal itu.
- Istri saya mengalami kondisi medis yang membuatnya tidak nyaman untuk berhubungan seks.
- Istri saya menolak untuk melupakan pertengkaran, argumen dan juga rasa sakit hati yang terjadi di antara kami di masa lalu.
- Istri saya percaya bahwa saya bisa menahan hasrat seksual selama yang ia inginkan.
- Istri saya lebih memilih untuk mengurus anak-anak dan memenuhi kebutuhan mereka daripada memenuhi kebutuhan saya.
- Istri saya mengkonsumsi pil. Saya pernah mendengar bahwa hal itu akan mengurangi libido sampai 30% bahkan lebih pada beberapa wanita.
- Istri saya tidak lagi merawat tubuhnya. Ia bahkan tidak ingin melihat dirinya sendiri telanjang.
- Kami berdua sudah bosan. Kami memiliki gaya seks yang sama setiap saat.
- Istri saya tidak merasa puas secara seksual dan ia tidak mau memberitahu saya apa yang diinginkannya untuk membuat ini lebih baik.
Setelah kami melakukan peninjauan ulang dari beberapa sumber, kami menyimpulkan alasan wanita tidak ingin berhubungan seks dengan suami mereka adalah:
- Hubungan seksual secara fisik menyakitkan bagi saya.
- Saya sedang marah. Suami saya tidak pernah mau membantu saya mengurus rumah maupun anak-anak.
- Saya cukup yakin suami saya berselingkuh. Atau ia pernah berselingkuh di masa lalu dan saya tidak dapat mengatasi perasaan terluka ini.
- Suami saya menjadi sangat gemuk dan jelek, ia tidak dapat menggairahkan saya lagi.
- Suami saya memperlakukan saya dengan semena-mena dan berharap hal itu tidak akan menjadi masalah.
- Suami saya menunjukkan kasih sayang hanya ketika ia sedang ingin berhubungan seks.
- Suami saya berkata bahwa saya gemuk, bodoh, membosankan, atau cerewet.
- Suami saya terlalu egois saat bercinta.
- Suami saya melupakan momen-momen penting seperti ulang tahun pernikahan kami maupun ulang tahun saya.
- Suami saya tidak pernah berkata “Saya mencintaimu” atau “Maafkan saya”.
- Suami saya memaksa untuk bercinta padahal ia tahu saya sedang benar-benar tidak menginginkannya.
- Terlalu banyak waktu yang dihabiskannya jauh dari saya – menonton film porno, bersama teman-temannya atau dengan hobinya.
- Saya lelah selalu diabaikan olehnya. Suami saya lebih memilih untuk menonton bola atau hal lainnya yang baginya lebih penting daripada bercakap-cakap dengan saya.
Sangat disayangkan namun ini yang terjadi, beberapa pria maupun wanita justru sengaja menahan diri untuk tidak berhubungan seks sebagai bentuk hukuman. Mereka berpikir, “Kenapa saya harus memberikan seks ketika ia tidak akan memberikan apa yang saya inginkan?” Dalam banyak kasus, salah satu maupun kedua belah pihak memegang daftar keluhan yang sangat panjang – beberapa di antaranya mungkin tidak akan pernah dapat dipenuhi dan dijadikan alasan untuk tidak intim lagi secara emosional maupun seksual.
Jika Anda merupakan pasangan dimana salah satu maupun kedua belah pihak tidak merasa bahagia karena kurangnya keintiman seksual di dalam pernikahan, kami mendorong Anda untuk mencari bantuan. Anda bisa saja merasa puas tanpa perlu berhubungan seks namun pasangan Anda tidak selalu demikian. Jika salah satu pihak bermasalah, maka Anda berdua bermasalah karena kemarahan dan kebencian yang dirasakan satu sama lain akan diekspresikan dengan berbagai cara dan kerusakan dalam hubungan Anda pun akan terus berlanjut. Ingatlah bawa masalah di dalam pernikahan tidak akan membaik dengan menganggap masalah itu tidak ada. Sikap seperti itu justru dapat membuat segalanya menjadi semakin buruk.
Sumber : mfgmarriage.com
Halaman :
1