Doa Membantu Kita Mengontrol Emosi

Internasional / 4 January 2011

Kalangan Sendiri

Doa Membantu Kita Mengontrol Emosi

Stella Maris Official Writer
6112

Terlibat percakapan dengan Tuhan dapat memberi rasa nyaman di masa-masa sulit.

Penelitian menunjukkan 75 persen orang Amerika berdoa setiap minggu dalam menghadapi masa-masa sulit seperti penyakit, kesedihan dan kemarahan. Doa juga menjadi bantuan bagi setiap individu dalam mengatasi emosional mereka.

Shane Sharp, seorang mahasiswa pascasarjana di bidang sosiologi di University of Wisconsin-Madison mewawancarai 65 wanita korban kekerasan dan emnemukan fakta bahwa doa memungkinkan mereka untuk melampiaskan emosi mereka tanpa takut akan reaksi kekerasan yang mungkin didapat dari orang lain.

Mereka menganggap Tuhan sebagai sosok orang tua yang ramah dan penuh kasih yang menghakimi dan memaafkan, sehingga mereka merasa bisa mengekspresikan kemarahan mereka terhadap yang lain dalam interaksi tanpa takut terhadap penilaian atau pembalasan negatif.

Sharp juga mengatakan bahwa para korban dapat melihat diri mereka secara positif dalam doa, dan melihat bagaimana Tuhan memandang mereka, bukan bagaimana manusia memandang mereka. Persepsi positif ini membangkitkan harga diri mereka dan menetralkan kata-kata menyakitkan yang pernah mereka terima.

Salah satu peserta, Marianne, sebuah Baptis Selatan putih di awal 50-an nya yang memiliki suami kasar, Sharp mengatakan bahwa pemikiran tentang bagaimana "mengacaukan" hidupnya membuatnya ingin mabuk, minum obat atau membunuh dirinya sendiri, tetapi doa mengingatkan dia kehadiran Allah.

Salah satu korban berusia 50an, Marianne, memiliki suami kasar, selalu memikirkan cara untuk "mengacaukan" hidupnya seperti mabuk, minum obat-obatan atau bahkan membunuh dirinya sendiri, tetapi doa mengingatkan dia akan kehadiran Allah. Dengan duduk dan berpikir bahwa Tuhan menginginkan komunikasi dengannya, bahwa ia bukanlah kantong sampah di mata Tuhan, itu sangat luar biasa bagi Marianne.

"Saya melihat tindakan berdoa, berbicara kepada Allah, sama dengan interaksi sosial yang sah," kata Sharp. "Yang penting adalah bahwa mereka percaya Tuhan itu nyata, dan memiliki konsekuensi bagi emosional dan perilaku mereka,"

Para korban itu berkata bahwa melalui doa mereka belajar untuk mengampuni orang-orang yang sudah berlaku kasar kepada mereka dan melepaskan kemarahan mereka.

Sumber : christiantoday
Halaman :
1

Ikuti Kami