Yang Tak Terpikirkan

Kata Alkitab / 20 August 2010

Kalangan Sendiri

Yang Tak Terpikirkan

Lestari99 Official Writer
7331

“Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” Ini adalah kata-kata yang sangat terkenal dari Petrus. Perkataan yang saya yakin pasti berputar-putar di dalam pikirannya setelah dia akhirnya menyangkal Yesus.

Sebelumnya pada hari itu, Yesus telah memperingatkan para murid akan peristiwa yang akan terjadi. Dengan rasa cinta-nya yang mendalam bagi Juru Selamatnya, Petrus menyatakan, “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.” (Matius 26:33). “Jangan terlalu yakin,” jawab Yesus. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Namun Petrus kemudian menjawab dengan tegas, “Tidak Tuhan. Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” (ayat 35).

Berapa kali kita melakukan hal yang sama seperti Petrus, baik dengan perkataan atau perbuatan? Berapa kali kta mengikrarkan janji kepada Tuhan di saat Tuhan sedang melawat kita atau hati kita sedang dipenuhi gejolak cinta terhadap sang Juru Selamat yang telah menyelamatkan kita – lalu kemudian mengingkari janji-janji kita sendiri?

Seperti yang telah diprediksikan oleh-Nya sebelumnya, Yesus ditangkap dan murid-murid-Nya tersebar dengan dipenuhi okeh rasa takut yang amat sangat. Alkitab hanya menceritakan tentang Petrus di momen-momen ini: Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: “Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu.” Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: “Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud.” Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: “Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu.” Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: “Aku tidak kenal orang itu.” Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: “Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu.” Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: “Aku tidak kenal orang itu.” Dan pada saat itu berkokoklah ayam. Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: “Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. (Matius 26:69-75).

Seharusnya tidak ada keraguan sedikitpun bahwa Petrus mengasihi Yesus. Namun di saat ia diperhadapkan di dalam ketidakpastian dan dipenuhi ketakutan, Petrus justru melakukan hal yang tak pernah terpikirkan olehnya. Petrus menyangkal dan tidak mengakui Yesus yang sebelumnya ia telah berjanji rela mati demi-Nya. Ketika wahyu itu tersingkap, dampak dari apa yang telah dilakukannya membuat Petrus menangis tersedu-sedu. Saya bertanya-tanya jika, di dalam kesedihan yang dirasakannya, ia juga mengingat hal lain yang pernah dikatakan Yesus baik kepada dirinya maupun kepada murid-murid lainnya.

Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.

Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang.

Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.

Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga. (Matius 10:17-33)

Pikiran bahwa saya dapat menyangkal Yesus benar-benar menghancurkan hati saya. Saya hanya bisa membayangkan apa yang Petrus rasakan saat itu. Yesus telah memperingatkan mereka bahwa mereka akan diintimidasi. Yesus telah mengatakan kepada mereka apa yang harus mereka lakukan ketika hal itu terjadi dan kepada siapa mereka harus takut. Tetap saja Petrus lebih takut kepada manusia daripada kepada Tuhan. Dengan hati yang hancur dan penyesalan yang mendalam, Petrus menangis tersedu-sedu.

Raja Daud juga pernah menangis tersedu-sedu. Daud berkata, “Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kau anggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.” (Mazmur 51:6). Daud telah berzinah, membunuh dan menipu. Dalam kesedihan yang mendalam, ia memohon kepada Tuhan, “Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!” (Mazmur 51:13-14). Daud mengakui dosanya dengan hati yang hancur dan penuh pertobatan. Dan Tuhan pun memulihkan Daud dan Petrus. Kenapa? “[Karena] Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” (Mazmur 51:19)

Dalam kasih karunia-Nya, Tuhan tidak akan menolak dan meninggalkan orang yang mengakui kegagalan serta dosa mereka. Pada akhirnya Daud dikenal sebagai seorang pria yang dekat di hati Allah dan Petrus menjadi salah satu penginjil yang paling berpengaruh di zamannya, memenangkan lebih dari tiga ribu orang bagi Tuhan pada hari Pentakosta. Dalam kelemahan, masing-masing mereka telah menyangkal Tuhan. Namun di saat lain ketika hati mereka hancur dan dengan rendah hati mengakui dosa, mereka pun dipulihkan. Yang tak terpikirkan dan tak pernah terbayangkan adalah bahwa setiap kita memiliki Allah yang penuh belas kasihan dan kasih setia-Nya kekal sampai selama-lamanya.

Sumber : Daphne Delay

Sumber : cbn.com / LEP
Halaman :
1

Ikuti Kami