Berbagi, Sukacita Natal Yang Sejati

Kata Alkitab / 23 December 2010

Kalangan Sendiri

Berbagi, Sukacita Natal Yang Sejati

Puji Astuti Official Writer
5083
<!-- p { margin-bottom: 0.08in; } -->

Salah satu kenangan favorit saya tentang Natal adalah menyaksikan kemurahan hati ayah saya kemanapun ia pergi. Sebagai anak laki-laki, ayah saya tidak banyak memilikinya. Masa kecilnya tidaklah menyenangkan, namun ia tampaknya memiliki tekad untuk berbagi sebanyak mungkin ketika ia bertumbuh dewasa. Masa Natal ketika ia masih kecil masih jauh dibawah standar umum saat itu, namun diluar hidupnya yang tidak sempurna itu, di musim liburannya semasa anak-anak, ia membuat hari-hari orang lain menjadi lebih baik.

Ayah seringkali memberitahu kami bahwa puncak dari perayaan Natal di masa kecilnya adalah menerima sekantong paket bantuan makanan yang setiap tahun disumbangkan kepada keluarga miskin di kotanya. Dia mengatakan bahwa kalkun dan bahan makanan yang ada dalam kantong itu telah menyediakan salah satu makanan terbaik yang ia makan sepanjang tahun itu. Karena kantong Natal itu telah menjadi salah satu berkat dalam masa kecilnya, maka ayah saya membuat program kantong liburan di Lakewood Church yang memberi makan ratusan keluarga tiap tahunnya. Seluruh anggota keluarga kami akan membantu anggota gereja mempersiapkan dan membagikan paket-paket itu. Kadang kala orang yang mengantri lebih banyak daripada yang terdaftar; tetapi entah bagaimana, kami paket yang ada selalu cukup untuk semua orang. Kami pikir ini adalah salah satu keajaiban kecil Natal bagi kami.

Sebagai anak miskin yang tumbuh dalam masa Depresi, ayah saya memiliki belas kasihan untuk orang miskin dan mendorongnya untuk membantu orang lain. Orang-orang sepertinya merasakan hal yang sama. Saya tidak bisa katakan berapa kali orang asing datang entah dari mana dan mendatangi ayah seperti dituntun oleh tangan surgawi. Saya waktu itu berumur sekitar lima belas tahun ketika ikut ayah saya dalam perjalanan ke luar negeri selama perayaan Natal ketika saya menjadi saksi sebuah perjumpaan. Kami berada di sebuah terminal di bandar udara kecil dengan atap jerami di sebuah kepulauan di Filipina. Saya kembali dari berjalan-jalan di sekitar tempat itu dan melihat ayah saya sedang berbincang-bincang dengan seorang pria muda yang rambutnya panjang sambil membawa ransel. Mereka melakukan perbincangan yang mendalam, sesuatu yang tidak biasa karena ayah adalah orang yang sangat umum dan suka mendengar cerita orang lain. Hal selanjutnya yang saya tahu, ayah saya mengambil dompetnya dan memberi anak muda itu uang – beberapa ratus dolar. Ketika saya menanyakan tentang hal itu kepadanya kemudian, dia berkata, “Yah, kami berbincang, dan dia menceritakan pada saya bahwa dia berusaha untuk kembali ke Amerika tetapi ia salah perhitungan tentang uang yang dibutuhkan dan dia terperangkap di bandara. Jadi saya memberikan uang secukupnya untuk membuatnya bisa pulang ke rumah orangtuanya untuk liburan. Saya terus berpikir, bagaimana jika dia adalah anak laki-laki atau anak perempuan saya, bukankah saya ingin seseorang membantunya?”

Itulah cara hidup ayah saya. Dia adalah pria yang murah hati dengan hati yang ingin memberi. Dia membagikan apapun yang ia punya dan dimanapun dia pergi dan menemukan sukacita sejati dari hari Natal. (Joel Osteen)

Sumber : www.joelosteen.com
Halaman :
1

Ikuti Kami