Pernahkah Anda memperhatikan berapa banyak pelajaran kehidupan yang dapat Anda pelajari dari kebun di halaman Anda? Hanya dalam beberapa meter kubik lahan yang berisi kotoran, batu dan serangga, Anda dapat melihat seluruh kisah-kisah hikayat terpampang di depan mata Anda – menyiapkan lahan, menabur benih, memelihara benih sehingga tanaman dapat tumbuh dan kemudian memanen hasilnya (atau hanya sekedar menikmati keindahan bunganya). Kedengarannya begitu sederhana bukan? Tentu saja akan terjadi seperti itu kecuali cuaca berubah menjadi sangat buruk atau minat Anda untuk merawat tanaman memudar. Karena sesungguhnya sangat mudah bagi tanaman untuk berubah menjadi ladang ilalang. Pada saat itu, tukang kebun memiliki dua pilihan – memangkas seluruh tanaman di kebun dan membuangnya menjadi sampah atau menyingkirkan apa yang tidak seharusnya berada di antara tanaman peliharaan Anda dan menanam kembali tanaman yang seharusnya tumbuh di kebun Anda.
Jika Anda adalah orangtua, selamat... Sang Pencipta telah memberkati Anda dengan ‘kebun’ dengan berbagai jenis ‘tanaman’. Berbagai jenis ‘tanaman’ ini adalah anak-anak – makhluk yang ingin tahu dan sangat kreatif serta rawan untuk berbuat salah. Ketika ‘rumput liar’ muncul dalam karakter mereka, Anda tidak perlu membuang seluruh ‘kebun’. Kuncinya adalah belajar bagaimana memperbaiki perilaku dan menyelamatkan jiwa anak-anak Anda di saat yang sama.
Selama bertahun-tahun, saya telah mengembangkan 10 cara yang dapat Anda lakukan. Cara-cara ini tidaklah sempurna, dan mungkin perlu sedikit dimodifikasi agar dapat diterapkan dengan tipe kepribadian tertentu. Namun secara garis besar, cara ini sangat efektif.
Disiplin Dengan Konsistensi
Ingatkah Anda berapa kali Anda terjatuh dari sepeda roda dua sampai akhirnya Anda bisa menjaga keseimbangan ketika menaikinya? Hal yang sama berlaku untuk anak-anak Anda. Si kecil dapat mengulang perilaku buruk yang sama dari waktu ke waktu. Ingatlah Efesus 6 (terutama bagi Anda kaum ayah), dan secara konsisten tunjukkan kepada mereka perilaku yang benar.
Ekspresikan Harapan Anda Secara Jelas
Seringkali anak-anak pada umumnya ingin menyenangkan orangtua mereka. Ketika mereka melakukannya, mereka merasakan perasaan aman yang besar. Namun ketika mereka tidak melakukannya, mereka akan menunjukkan salah satu dari dua reaksi berikut ini: mereka akan merasa sangat sengsara karena telah mengecewakan Anda, atau mereka akan menantang dan bersifat defensif karena tahu Anda marah. Mereka perlu tahu bahwa mereka telah melanggar aturan, tidak lebih. Mereka perlu disadarkan bahwa mereka tidak akan kehilangan kasih Anda. Setiap saat ekspresikan standar yang konsisten secara jelas. Hal ini akan sangat membantu anak Anda untuk memperbaiki perilakunya yang buruk atas keinginannya sendiri.
Libatkan Anak Anda Dalam Pengambilan Keputusan Yang Mengandung Konsekuensi
Jika Anda telah mengaplikasikan dua prinsip pertama melalui tindakan, maka prinsip ketiga ini menjadi mudah untuk dijalankan. Anda teah menetapkan aturan. Anda memperbaiki perilaku buruk secara konsisten (dengan kata lain tanpa ada konsekuensi di baliknya). Sekarang, Anda memberi kesempatan kepada buah hati Anda untuk bertanggung jawab atas setiap tindakan mereka dengan berani menanggung konsekuensi yang ada (paling tidak membantu mereka untuk berani menghadapi konsekuensi dari setiap tindakan mereka).
Berikan Hukuman Yang Sesuai Dengan Kesalahan
Saya selalu terheran-heran ketika mendengar ada orangtua yang menghukum putrinya selama sebulan karena ia lupa menyiapkan meja untuk makan malam... sedangkan kesalahan ini baru pertama kali dilakukannya. Lupa melaksanakan tugas pekerjaan rumah mungkin perlu dihukum dengan tidak boleh menonton televisi pada malam itu; pulang terlambat sampai empat jam melebihi waktu yang ditetapkan perlu mendapatkan konsekuensi yang lebih serius.
Disiplin Dengan Tenang
Pernah mendengar ungkapan, “Persepsi adalah realita?” Yah, itu memang benar terutama ketika Anda perlu mendisiplin buah hati Anda. Ketika Anda sedang dalam kondisi marah, Anda tidak dapat melakukan disiplin yang efektif. Ada perbedaan antara hukuman dan disiplin... dan perbedaannya terletak pada kontrol. Orangtua yang diluar kontrol menghukum anaknya karena marah; orangtua yang memiliki kontrol mendisiplin anaknya untuk memperbaiki perilaku yang buruk.
Buatlah Kontrak Keluarga
Apakah Anda kesulitan mengingatkan anak Anda untuk merapikan kamarnya? Tulislah itu! Kontrak keluarga merupakan alat yang sangat baik untuk membantu anak Anda belajar peraturan keluarga apa saja yang penting untuk mereka selalu lakukan. Anda dapat membantu mereka untuk membuat beberapa tanggapan yang diinginkan (misalnya pekerjaan rumah, jam malam, menonton televisi, mendengarkan musik, dll).
Peraturan Tanpa Hubungan Mengarah Pada Pemberontakan
Jagalah agar semangat anak tetap terbuka di tengah pendisiplinan. Di sini, kita mencoba untuk memperbaiki perilaku tanpa menghancurkan karakter bukan? Mengasuh anak melibatkan lebih banyak hal daripada hanya sekedar ‘membuat aturan’. Hubungan yang terjadi di antara Anda dan anak Anda akan menentukan cara mereka berinteraksi dengan setiap orang yang mereka temui di dalam hidup mereka.
Komunikasi Adalah Kunci Untuk Menjaga Roh Tetap Terbuka
Ketika disiplin dilakukan, ada kemungkinan anak Anda ingin menyendiri di kamar dan ngambek. Janganm biarkan mereka seperti itu. Alkitab memerintahkan kita untuk membagikan iman kita kepada anak-anak kita “saat kita tertidur maupun saat kita bangun”. Disiplin hanyalah merupakan salah satu bagian dari perjalanan iman. Meskipun anak Anda mungkin perlu ‘cemberut’ selama beberapa saat, tolaklah godaan untuk membiarkan mereka bersusah hati terlalu lama. (Dan ingatlah, Ayah dan Ibu – tidak ada muka cemberut dari Anda berdua. Saya tahu mengasuh anak bisa menjadi sangat berat. Tapi bertahanlah – hasilnya akan menjadi layak pada akhirnya!)
Perkataan Anda Memiliki Kuasa – Jadi Gunakan Secara Bijak!
Perkataan Anda dapat membangun atau menghancurkan anak-anak Anda. Ketika jiwa anak rusak karena berperilaku buruk atau tidak pantas, pastikan Anda menyerang perilaku buruknya – bukan anak Anda.
Pilih Pertempuran Anda Dengan Bijak
Jika Anda menyadari diri Anda semakin bersikap defensif ketika anak Anda bertingkah, kemungkinannya adalah Anda mencoba menghadapi terlalu banyak pertempuran dalam banyak bidang. Saya tidak berkata Anda harus meloloskan anak-anak Anda ketika mereka perlu untuk didisiplin - tapi pastikan Anda melakukan pertempuran pada hal-hal yang benar-benar patut diperjuangkan (kemurnian seksual, kinerja di sekolah, dll) daripada hal-hal di mana kompromi yang sehat sebenarnya dapat menangani hal itu (menjaga ruangan tetap rapi, membersihkan kandang hewan peliharaan keluarga).
Anak-anak bisa menjadi luar biasa tangguh... tapi mereka tetap menjadi harta Anda yang berharga. Tangani mereka dengan hati-hati. Perbaiki perilaku mereka ketika dibutuhkan. Berdoalah seolah-olah hidup mereka tergantung dari doa Anda – karena ketika Anda melakukan hal itu, mereka akan melakukannya juga!
Sumber : Jim Burns - cbn.com