Ilmu Bahasa Kasih

Marriage / 11 December 2010

Kalangan Sendiri

Ilmu Bahasa Kasih

Lestari99 Official Writer
4526

Pria memiliki otak yang lebih besar namun wanita memiliki lebih banyak sel otak. Tidak ada yang baik, hanya memang berbeda. Tetapi kita cenderung menolak dan mengkritik apa yang tidak kita pahami. Seringkali, pria terasa tidak masuk akal bagi wanita dan wanita tidak masuk akal bagi pria. Pria berharap wanita akan berpikir, berperasaan, dan bertindak seperti pria, sementara wanita memiliki harapan yang sama. Tetapi pria tetap pria dan wanita tetap wanita. Mereka memang diciptakan berbeda.

Tuhan menciptakan pria dan wanita dengan perbedaan karena suatu alasan yang baik. Sungguh menarik, pria dan wanita saling menyempurnakan satu sama lain dan hal itu memperkuat hubungan... jika kita memahami perbedaan itu. Suami istri perlu bersantai dan menikmati perbedaan di antara mereka. Perbedaan memberi kesempatan bagi kita untuk bertumbuh dan menjadi dewasa. Dalam kedewasaanlah kita tidak lagi memikirkan kenyamanan dan kesenangan pribadi. Di dalam kedewasaanlah kita menerima dan menghargai pasangan kita sebagai anugerah yang menakjubkan dari Allah bagi kita.

Setiap perbedaan memiliki sisi positif. Kita tidak perlu memeranginya karena perbedaan justru memberi banyak pelajaran kepada kita. Perbedaan harus dirayakan, jangan dikutuk. Daripada mengabaikan atau meminimalkan perbedaan, suami istri perlu memaksimalkan perbedaan. Untuk setiap perbedaan, suami istri sebaiknya saling memuji dan berterima kasih kepada pasangannya. Sifat-sifat pasangan yang istimewa seharusnya membuat kita semakin mencintainya. Sifat-sifat itu memang tidak selalu membuat kehidupan menjadi lebih mudah tetapi justru membuat kehidupan menjadi lebih baik.

Perbedaan menantang kesabaran, belas kasihan, pengertian dan kerendahan hati. Perbedaan terkadang menjengkelkan tapi sebenarnya hal itu dikarenakan kita sedang menyoroti tiga kelemahan kita sendiri yang memalukan dan kita selalu berusaha agar dapat mengatasinya.

Kebingungan. Kita tidak mengerti mengapa pasangan kita melakukan apa yang sedang dilakukannya.

Keegoisan. Seringkali kita ingin semuanya berjalan sesuai dengan kehendak kita, hidup terarah seperti yang kita harapkan.

Sifat keras kepala. Kita selalu berjuang dan meremehkan semua yang tidak tunduk kepada rencana yang telah kita susun.

Pernikahan yang terbaik mengetahui bagaimana mengurangi ketiga kelemahan ini. Dalam pernikahan yang baik, kebingungan digantikan dengan usaha yang penuh kesabaran agar bisa saling memahami, keegoisan digantikan dengan belas kasihan yang murah hati, dan sifat keras kepala digantikan dengan fleksibilitas yang rendah hati.

Ketika kita menghilangkan ketiga hal yang negatif ini dan menggantikannya dengan hal positif yang menjadi lawannya, berbagai alasan pertengkaran yang dipicu dari perbedaan akan semakin berkurang.

Sumber : Dr. Steve Stephens - Lost In Translation
Halaman :
1

Ikuti Kami