Dewasa ini, banyak orang yang tergiur dengan teknologi yang canggih sehingga melupakan komunitas yang ada di sekitarnya. Slogan yang diusung yaitu “Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat”. Ini memang terbukti benar. Banyak orang dengan handphone canggih, dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang jauh dari mereka. Facebook dan SMS sudah menjadi semacam kebutuhan pokok. Sehari saja tak menggunakan hal-hal itu, sepertinya ada yang hilang dalam kehidupan mereka.
“Saat berjalan antar ruang kelas, Anda akan melihat anak-anak berjalan sambil tertunduk dan SMS-an,” ucap Trent Mitchell, guru di Shorecrest yang dikutip dari KomoNews, Kamis (9/12). Dia kemudian mempunyai ide untuk membuat proyek bertajuk ‘The Social Experiment’.
Lahirlah proyek di Shorecrest dan Shorewood High Schools di Amerika Serikat, sekitar 400 pelajar, guru dan stafnya dimana mereka mencoba puasa memakai Facebook, ponsel, dan Twitter selama seminggu. Kecuali dalam keadaan darurat, perangkat lunak tersebut tak boleh digunakan di sekolah maupun di rumah. Para siswa menyambutnya dengan senang.
“Kukira aku bisa melakukannya dan tak akan terlalu sulit. Namun jika memang sulit, aku mungkin harus mengevaluasi hubunganku dengan hal-hal itu. Ingin kubuktikan bahwa semua itu hanyalah barang tambahan dalam hidup, bukan sesuatu yang bikin ketagihan,” ucap Matthew, seorang pelajar setempat.
Sebagai ujian dalam eksperimen ini, pihak sekolah antara lain bakal memata-matai para siswa untuk membuktikan mereka benar-benar tak mengakses Facebook. SMS-SMS palsu pun akan ditebar dan jika para siswa membalasnya, berarti mereka gagal. Jika berhasil melakukan tantangan ini, beberapa hadiah sudah menanti, misalnya voucher Starbucks.
Sumber : detikcom/lh3