“Gereja memang nggak ada yang jaga. Ketahuannya Minggu pagi, Mbak Sarfiah (cleaning service) yang pertama kalinya lihat ada yang pecah, kaca jendela,” kata pegawai tata usaha Gereja Kristen Muria Indonesia, Yuneni saat dihubungi oleh detikcom, Rabu (8/12). Pecahnya kaca jendela GKMI Solo di Jl. Kedempel No. 14 Dawung Wetan, Kelurahan Danu Kusuman, Kecamatan Serengan, Solo disebabkan karena ditembak oleh orang tak dikenal pada Sabtu (4/12).
Yuneni mengatakan bahwa pecahan kaca tersebut berbentuk lingkaran dengan diameter kurang lebih 3 cm. Tidak ada yang tahu persis bagaimana kejadiannya dan juga tidak ada korban jiwa. Setelah melihat pecahnya kaca jendela, Sarfiah yang setiap harinya bertugas membersihkan gereja, langsung melapor ke salah seorang pendeta.
“Kita tidak pernah terima ancaman apapun. Saya kurang tahu kalau soal ke polisi. Mungkin sudah dilaporkan karena nanti siang pukul 13.00 WIB saya dan Mbak Sarfiah disuruh ke polisi, mau jadi saksi,” jelas Yuneni. Kapolsek Serengan, Kompol Kaharudin, yang berada di lokasi kejadian mengatakan belum bisa memberikan keterangan atas terjadinya peristiwa tersebut. Kaharudin mengatakan pihaknya hanya bertugas mengamankan lokasi dan barang-barang yang ditemukan di lokasi untuk bahan penyelidikan lebih lanjut.
Adapun barang yang ditemukan termasuk di antaranya adalah peluru yang digunakan untuk menembak kaca balkon gereja. Peluru tersebut berasal dari besi beton ulir dan alat yang digunakan adalah senjata rakitan. Benda itu berupa besi beton ulir yang di satu sisi diiris tumpul dan di sisi lainnya dibentuk meruncing. Diduga benda itulah yang digunakan sebagai peluru untuk menembak gereja.
Ada apa gerangan yang terjadi di negara kita? Sepertinya menjelang Hari Natal ini, makin ‘getol’ saja serangan yang dilakukan terhadap gereja. Pemerintah perlu menyadari hal ini dan bertindak, jangan sampai intoleransi antar agama makin tinggi dan menyebabkan Bhineka Tunggal Ika hanya menjadi omong kosong belaka. Padahal Presiden Amerika sendiri menyatakan betapa kagumnya dia akan toleransi di Indonesia.
Sumber : detikcom/lh3