Lebih dari sekedar sebuah band dengan umur yang cukup belia, debut Fair pada 2006 segera mengundang pembicaraan dan prediksi dalam dunia musik rock-rohani sebagai band dengan penulisan lirik menyentuh dan karya yang inovatif.
Sejak empat tahun bertahan dalam dunia musik komunitas, Fair yang digawangi Aaron Taburi (vokal, gitar), Erick Newbill (gitar), Joey Sanchez (drum, perkusi) dan Nick Barber (bass) mulai menyadari bahwa keseriusan mengusung aliran rohani mengharuskan mereka memasuki dunia musik dengan tingkat yang lebih tinggi.
Sang vokalis Aaron taburi begitu memahami panggilan jiwanya sebagai penginjil didalam dunia musik. "Musik dalam band ini, ingin benar-benar memanfaatkan pengaruh aliran musik saya, peleburan antara musik 60-an dan 70-an. Kemungkinan mendengarkan musik '80-an banyak juga," kata Taburi bersemangat.
Band yang banyak bertukar pikiran dan merasa sudara dengan Anberlin, Copeland, The Almost, Demon Hunter, Kutless, Jeremy Camp ini bersyukur banyak anak muda amerika tetap mendengarkan beberapa musik cadas tetapi dengan lirik inspiratif dan memuji Tuhan. “Dan itu benar-benar membuat kita termotivasi untuk membuat lagu yang mungkin dari aliran lama tetapi dengan lirik yang lebih menenagkan pikiran lagi,” papar Turbin.
Mengenai penulisan lagu pun, Turbin menjelaskan bahwa lirik mereka tidak jauh berbeda band rock-rohani lainnya. Namun ada unsur kejut dimana beberapa lirik berbicara apa adanya, sehingga bahasa vulgar kerap terdengar agar pemaknaan terhadap arti lagu tidak membuat pendengarnya menerjemahkan sendiri tetapi dapat patron yang jelas.
”Saya belum pernah bersemangat seperti ini tentang sesuatu yang telah kulakukan sebelumnya. Saya tidak meragukan jika ada satu jiwa dimenangkan karena sebuah lagu dalam band ini, dan itu hal yang besar bagi saya karena biasanya aku sangat tidak nyaman ketika seseorang seperti memiliki musik saya sendiri.” Harap Turbin.
ispiratif dalam lirik, misi mulia membawa generasi pecinta rock kembali kedalam Kristus adalah tujuan seluruh pengusung rock-rohani, dan hadir didalam setiap jiwa personil Fair.
Sumber : breathecast.com/niello