Perayu Wanita Yang Coba Menggombali Tuhan

Family / 26 November 2010

Kalangan Sendiri

Perayu Wanita Yang Coba Menggombali Tuhan

Budhi Marpaung Official Writer
32819

Saat sedang asik bermain, Leo Egeten dihampiri oleh seorang wanita dewasa yang tak dikenalnya.

“Yuk, temanin saya,” ajak wanita itu sambil memegang Leo.

Sekalipun sempat terbersit rasa takut di hati Leo, dirinya juga tidak bisa menolak saat wanita tersebut mengajaknya ke sebuah rumah temannya yang kosong. Wanita itu kemudian membimbingnya ke kamar, dan disanalah Leo merasakan seks pertama kali.

“Sebagai seorang anak remaja, saya merasa deg-degan, takut, namun lebih besar adalah kenikmatan sehingga saya melakukan juga hal itu dan saya pikir di saat saya melakukan hubungan seks itu juga suatu kesenangan buat saya.”

Sejak hari itu, Leo terikat dengan seks, ia seakan dikendalikan oleh hawa nafsunya. Sosok ayahnya yang garang dan kerap kali memukulinya tidak lagi membuatnya takut. Ia siap pasang badan.

"Di saat keinginan itu memuncak, perasaan takut saya tidak ada lagi. Papa saya mau tahu terserah, mau pukulin saya terserah," ujar Leo.

Ayah Leo adalah sosok yang otoriter. Seringkali ayahnya tidak mau mendengar penjelasannya dulu, dan langsung main pukul. Hal ini menorehkan kemarahan dan kebencian yang mendalam di hati Leo, “Saya merasa hidup saya ini sebetulnya tidak ada arti. Anak seusia saya waktu itu memerlukan kasih sayang tetapi itu tidak saya dapatkan.”

Akibatnya Leo mencari pelarian dan bergaul dengan teman-teman yang berandalan. Ia mencoba rokok, minuman keras dan bahkan di jerat dengan seks oleh seorang wanita dewasa. Lepas dari wanita itu, Leo mencari pemuas nafsunya dengan kedok pacaran. Setiap wanita yang ia pacari, pasti berakhir di tempat tidur.

“Bila seminggu dia tidak memberikan kehormatannya, saya putusin. Saya cari yang lain. Kalau saya pacaran, target saya harus berhubungan seks. Alasan saya kebutuhan. Cuma kebutuhan dan kenikmatan"

Belasan wanita telah menjadi korbannya, tak jarang ia menerima berbagai sumpah-serapah dari para wanita yang merasa dilecehkan olehnya.

Setelah lelah berpetualang, Leo akhirnya melabuhkan hatinya kepada seorang gadis. Ia akhirnya menikahi gadis itu, dan selepas pernikahan mereka, istrinya harus bertugas keluar kota. Di malam pertama yang harusnya ia nikmati bersama sang istri, ia malah menodainya dengan perselingkuhan.

“Pacar saya tidak tahu kalau saya menikah waktu itu. Dia ketok pintu, saya gak tahu, saya buka..pacar saya. Marahlah dia, dia bilang ‘ooo... ini ya kamu, seperti ini. saya dengar kamu menikah.’ Dia lihat di tangan kanan ada cincin. Sebelum saya menikah, saya sudah janji loh di dalam hati saya bahwa saya tidak akan menodai pernikahan saya. Tetapi, yang namanya saya juga pernah melakukan dengan dia, nafsu juga kan. Dia bilang, ‘kalau kamu gak melakukan seks malam ini, sampai pagi saya gak akan pulang,' saat itulah saya jadinya malam pertama dengan pacar saya, bukan sama istri saya"

Perselingkuhan itu barulah awal saja, selanjutnya ia lakukan berkali-kali hingga tindakannya itu tercium oleh istrinya. Tak tahan oleh ulah Leo, sang istri pun meminta cerai.

"Dia bilang, 'Mendingan kita mengambil jalan masing-masing aja. Kita berpisah secara damai dan kita sudah tidak sama prinsip' Saya stress, saya malu kok saya tidak bisa mempertahankan rumah tangga saya. Saya tidak menjadi suami yang baik, saya berpikir hidup ini gak ada arti lagi.”

Lepas dari sang istri, Leo semakin mengganas. Main perempuan bukan lagi atas dasar cinta, namun sebagai pelampiasan dendam atas tindakan sang istri yang menceraikannya. Namun saat dalam perjalanan dari Manado menuju Jakarta, Leo mengalami sebuah peristiwa yang tidak biasa.

Kapal yang ia tumpangi menuju Jakarta mengalami pembajakan. Ternyata ada dua kelompok preman yang saling serang di kapal itu. Saat ia menuju anjungan kapal, ia melihat ada beberapa orang yang dibunuh. Terbayang di mata Leo, kematian sudah menantinya, namun ia belum siap untuk mati.

“Waktu itu saya janji sama Tuhan, ‘Tuhan, kalau saya selamat saya akan melayani Tuhan. Saya mau hidup baru bersama Tuhan dan saya mau tinggalkan pekerjaan saya.’”

Sepertinya Leo terbiasa membohongi para wanita dengan rayuan gombalnya, sehingga ketika ia selamat tiba di Jakarta, ia lupa akan janjinya kepada Tuhan. Pikirnya Tuhan bisa di gombali? Tiba di Jakarta Leo tetap bekerja seperti biasa, namun sebulan kemudian ia jatuh sakit. Sakitnya sangat parah, dan ia merasa ajal sudah siap menjemput.

"Kayaknya kalau saya tidur saya melihat kayak ada tengkorak-tengkorak. Kayak ada suara-suara mengatakan seperti ini, 'Kamu tidak akan bangun lagi besok. Kamu akan mati hari ini,' itu setiap hari.”

Bayangan akan seramnya berada di neraka membuatnya sangat ketakutan. Namun di tengah deritanya itu, seorang teman mengajaknya ke sebuah acara. Di sana ada seorang pria yang berkata kepadanya, “Ada seorang pria disini yang hidup dalam ketakutan, itu kamu.”

Saat itulah Leo sadar, kalau manusia yang Tuhan pakai saja bisa tahu apa yang ada di hatinya, apalagi Tuhan. Saat itulah Leo kembali membuka hatinya untuk Tuhan.

“Saat itu saya berdoa, ‘Tuhan, Engkau mengasihi saya dan aku akan mengasihi Engkau lebih dari kasih saya yang sebelumnya.’ Tuhan bukakan bahwa hati seperti ini yang Tuhan mau. Sampai dalam hati saya terdengar, ‘Sudah lama saya mencari hati seperti ini, kenapa kamu baru serahkan hari ini buat saya?'"

Malam itu Leo diingatkan janjinya kepada Tuhan satu bulan lalu, ia pun hancur hati mengingat semua yang pernah ia lakukan.

“Tuhan hari ini saya berseru. Kasih tahu hal-hal baru Tuhan. Tuhan saya mau lepas obat ini. Saya gak makan obat ini. Saya minta tanda, besok saya sembuh,” Tuhan mendengarkan permintaan Leo, besok paginya ia benar-benar sembuh.

“Saya langsung ambil suatu komitmen, ‘Tuhan, saya mau tepati nazar saya. Saya mau serahkan hidup saya buat Tuhan dan saya mau melayani Tuhan dan nazar saya waktu di kapal untuk meninggalkan pekerjaan.’”

Sejak hari itu, Leo menjalani lembaran hidup yang baru. Ia pun telah mengampuni sang ayah dan dipulihkan. Kini ia mendedikasikan hidupnya untuk menggenapi rencana Tuhan dalam hidupnya.

“Ternyata Tuhan itu sangat mengasihi saya. Tuhan memulihkan hidup sehingga Tuhan mengangkat saya sampai saat ini,” ungkapnya menutup kesaksian. (Kisah ini ditayangkan 26 November 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

Sumber Kesaksian:
Leo Egeten
Sumber : V100304110450
Halaman :
1

Ikuti Kami