Saat ini pukul 6 pagi. Anda memulai hari dengan dua cangkir kopi, memberi makan anak-anak dan membuang sampah ke depan sambil membantu anak-anak pergi ke sekolah dengan mobil jemputan. Lalu Anda pun menggila melakukan segala pekerjaan rumah. Pukul 10 pagi, Anda merasa lelah dan beristirahat selama 7-11 menit sambil menikmati cemilan dan melanjutkan kopi Anda. Andapun kemudian melanjutkan dengan membereskan semua cucian dan melanjutkan kegiatan membereskan rumah yang Anda lakukan sejak pagi. Anda ada pertemuan di sekolah dan anjing Anda perlu diperiksa ke dokter hewan sehingga Anda pun memesan fast food karena Anda sudah sangat kelaparan saat ini.
Anda kembali ke rumah untuk bertemu anak-anak dan mulai memikirkan makan malam. Ketika Anda bertemu dengan anak-anak yang baru pulang dari sekolah, kesibukan Andapun kembali berlanjut. Makan malam dilakukan di luar karena Anda harus mengantarkan satu persatu anak-anak Anda. Satu anak ada yang latihan sepak bola, yang lain balet, dan anak yang lain ada kegiatan di sekolahnya; tidak ada yang akan berada di rumah pada saat yang sama. Andapun memutuskan untuk memesan pizza dalam perjalanan pulang ke rumah karena Anda tidak punya waktu untuk menyiapkan makan malam. Setiap anggota keluarga makan kapanpun mereka selesai dengan kegiatan mereka masing-masing.
Anda pun kemudian membantu mengerjakan PR anak-anak sampai anak-anak siap untuk tidur. Pukul 10 malam, Anda merebahkan diri di sofa karena kelelahan dan mengambil semangkuk es krim untuk sekedar bersantai sebentar. Suami Anda menanyakan sebuah pertanyaan dan Anda membentaknya. Suami Anda menginginkan waktu dengan Anda, tapi Anda merasa lelah dan hanya memikirkan untuk membereskan cucian dan membayar beberapa tagihan. Akhirnya, sekitar pukul 1 pagi, Anda merangkak ke tempat tidur dan mengatur alarm untuk kembali berbunyi pukul 6 pagi.
Apa yang salah dengan ilustrasi ini?
Adanya kesenjangan yang sangat dalam dengan segala kegiatan yang Anda lakukan. Dan hasilnya adalah seorang ibu dan istri yang mudah tersinggung dan gampang ngambek, tidak dapat menikmati keluarganya. Jika ini adalah Anda, inilah saat untuk membuat beberapa perubahan besar:
Perlahankan ritme. Jika Anda terus-menerus melakukan segala sesuatu, yang namanya pekerjaan rumah memang tiada habisnya. Melakukan segala sesuatu dengan terburu-buru juga sama halnya membuat pikiran Anda kelaparan. Lalu rasa bersalah pun menyerang dan Anda makan lebih banyak. Melakukan segala seuatu dengan tergesa-gesa juga menguras tubuh Anda secara fisik. Anda perlu beberapa saat untuk beristirahat.
Pikirkan kembali semua aktivitas rumah tangga Anda. Dapatkah Anda mengurangi kegiatan dan melihat jadwal kegiatan anak-anak Anda kembali. Mereka dapat merasakan Anda tertekan dan mereka juga perlu untuk bermain dan bersantai.
Kembali lakukan makan keluarga bersama. Lakukan kegiatan berdasarkan jadwal. Manfaat yang Anda dapatkan akan begitu mencengangkan – nutrisi yang lebih baik, prestasi akademik, dan resiko yang lebih kecil untuk perilaku nakal – membayar harga untuk hal kecil dengan hasil besar. Singkirkan debu-debu di panci dan siapkan makanan praktis bagi keluarga yang dapat tersaji dalam 30 menit.
Beristirahatlah. Agar dapat berfungsi dengan baik, Anda setidaknya memerlukan tujuh jam tidur di malam hari. Kurang dari itu akan meningkatkan berat badan Anda dan menyebabkan Anda mudah tersinggung.
Jadilah istri bukan hanya sekedar ibu. Menjadi ibu bisa membuat Anda sangat sibuk, dan seringkali lupa bahwa Anda juga adalah seorang istri. Jika Anda mengakhiri setiap hari dalam keadaan lelah dan tidak ada waktu kebersamaan dengan pasangan Anda, perlu dilakukan evaluasi ulang atas penggunaan waktu Anda. Suami Anda membutuhkan perhatian Anda dan Anda membutuhkan perhatian darinya. Jagalah agar ikatan pernikahan itu tetap kuat dalam rangka menjaga pernikahan Anda.
Penting bagi Anda untuk menjalankan peran Anda dengan baik dalam rangka mengurus anggota keluarga lainnya. Buatlah perubahan kecil dan tambahkan waktu tenang untuk menyegarkan jiwa Anda. Keluarga Anda membutuhkan Anda!
Sumber : cbn.com