Bahan Bakar Pernikahan Sehat

Marriage / 18 November 2010

Kalangan Sendiri

Bahan Bakar Pernikahan Sehat

Lestari99 Official Writer
3600

Kapten Johnny Ferrier, seorang pilot terkenal dari Blue Angels, tercabik di langit biru. Para penonton pada pertunjukan udara nasional mengatakan asap mengepul dari belakang pesawat jet Navy-nya. Melalui radio, atasannya memerintahkan Johnny untuk menyelamatkan hidupnya. “Loncat, Johnny, loncat! Kamu masih punya waktu!” teriak atasannya. Tapi Johnny memilih untuk tidak menggunakan kursi pelontarnya. Johnny tahu jika ia melompat, ribuan penonton yang tidak bersalah akan menjadi korban dalam kecelakaan itu.

“Loncat!” atasannya mencoba memintanya lagi. Tapi tidak terjadi apa-apa. Tekanan dari G-force hanya memungkinkan Johnny untuk menjawab perintah atasannya dengan mengeluarkan tiga gumpalan asap, hanya untuk memberitahu bahwa dia baik-baik saja, dan semuanya terkendali. Para penonton melihat dengan takjub bagaimana Johnny secara berani mengarahkan pesawat ke satu-satunya tempat yang tidak dipenuhi orang banyak. Sebuah padang rumput kosong tempat pesawatnya jatuh menjadi pernyataan terakhir Johnny kepada dunia.

Pernyataan Kapten Johnny Ferrier menjadi salah satu kehormatan tertinggi bagi para penonton yang ada di bawah. Keberaniannya untuk mengorbankan hidupnya sendiri bagi kehidupan orang lain mungkin sulit untuk dipahami orang lain, terutama oleh istrinya yang masih muda dan cantik serta anak-anak yang ditinggalkannya. Bagaimanapun juga, kartu istrinya yang ditemukan tersimpan di dompetnya pada hari kematiannya menjelaskan mengapa ia rela mengorbankan dirinya sendiri. Kartu itu hanya bertuliskan, “Tuhan pertama, orang lain kedua, dan saya sendiri ketiga”. Inilah ‘saya sendiri’ yang menjadi prinsip ketiga Johnny yang dipelajarinya sejak ia masih sebagai seorang anak. Itu berarti Anda menempatkan orang lain lebih utama dari diri Anda sendiri. Ini adalah sebuah teladan yang harus diikuti oleh pernikahan kita.

Kita harus belajar untuk memberikan nilai tinggi pada pasangan kita. Kita menyebut konsep ini, Menghormati. Johnny menghormati orang-orang yang menonton pertunjukannya, dan dia menempatkan nilai yang tak terhingga bagi kehidupan mereka ketika ia jatuh ke padang rumput kosong. Kita mungkin tidak harus benar-benar mati untuk pasangan kita, tapi kita harus mempraktekkan teladan yang ditinggalkan Johnny dalam kehidupan kita sehari-hari.

Seperti apakah menghormati itu dalam kehidupan sehari-hari pasangan suami istri? Sebagai permulaan, itu berarti kita bangun di pagi hari dan memutuskan bahwa pasangan kita merupakan orang yang paling berharga di bumi ini bagi kita. Ini berarti kita memutuskan bahwa kita akan mempedulikan kebutuhan pasangan kita sebelum kita mengkuatirkan kebutuhan kita sendiri. Menghormati pasangan kita pada tingkat sehari-hari sebenarnya bicara mengenai prioritas.

Bayangkan Anda bertemu dengan Presiden Amerika Serikat. Apa yang mungkin akan Anda pikirkan dan lakukan? Anda mungkin akan tersenyum, bahkan sedikit gemetar karena kegembiraan melingkupi Anda yang bertemu dengan Presiden. Mulut Anda mungkin akan menganga terkagum-kagun karena bertemu dengan orang sepenting itu. Perasaan seperti inilah yang perlu kita miliki pada pasangan kita. Perasaan bahwa kita sedang berhadapan dengan seseorang yang sangat luar biasa. Kapan terakhir kali ketika kita melihat ke pasangan kita, mulut kita menganga terkagum-kagum akan kehadirannya?

Jadi bagaimana kita dapat menghormati pasangan kita? Berikut ini adalah empat bagian dari menghormati pasangan kita:

  • Sentuhan yang bermakna
  • Menggambarkan masa depan yang spesial
  • Berkomitmen secara aktif
  • Mengekspresikan betapa berharganya pasangan kita.

Keempat elemen inilah yang membuat kata ‘menghormati’ itu menjadi nyata bagi pasangan kita. Sikap ini akan menjadi penggerak yang sangat kuat bagi pernikahan yang menggairahkan dan lebih sehat. Bahkan Dr. Scott Stanley yang juga dikenal sebagai peneliti pernikahan mengatakan bahwa sikap menghormati itu akan mendorong para pasangan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi tercapainya kepuasan dalam pernikahan. Jika kita tidak memiliki skap yang menghormati pasangan, maka kita tidak bisa memiliki pernikahan yang memuaskan.

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami