Tidak Ada Rahasia Dalam Pernikahan Sehat!

Marriage / 16 November 2010

Kalangan Sendiri

Tidak Ada Rahasia Dalam Pernikahan Sehat!

Lestari99 Official Writer
3854

“Ya ampun, orang ini sangat pandai berkhotbah!”, itulah yang ada dalam pikiran saya saat duduk mendengarkan pendeta baru saya menjelaskan kitab Yohanes. Dia tidak seperti pembicara lain yang pernah saya dengar, dan saya menemukan diri saya terpesona dan terinspirasi akan kemampuannya membagikan Firman Tuhan.

Saya dan suami saya, Jeff, baru saja pindah ke kota ini dan meskipun Jeff belum menjadi orang Kristen saat itu, ia mendukung keinginan saya untuk terlibat dengan gereja baru saya.

Sejalan dengan waktu, saya membangun hubungan yang dekat dengan sang pendeta dan istrinya. Dan ketika bulan berganti tahun, hubungan saya dengan sang pendeta menjadi terlalu akrab.

‘Persahabatan’ kami akhirnya meningkat ke titik di mana kami berbicara melalui telepon hampir setiap hari. Tentu saja Jeff tidak tahu bahwa saya memiliki kontak setiap hari dengan sang pendeta. Ini adalah sebuah rahasia yang saya jaga dari dia.

Meskipun kami hanya membahas topik-topik ringan seperti urusan gereja dan masalah rekan-rekan gereja kami, jauh di dalam hati saya tahu bahwa itu tidaklah pantas. Panggilan telepon itu mulai menjadi sensasi bagi saya – yang menjadi peringatan dan kekuatiran dalam diri saya. Dan saya merasa hati nurani ini berbicara untuk tidak melanjutkan persahabatan yang terlalu dekat ini. Saya tahu hal ini salah jika saya terus merahasiakannya dari Jeff, tapi saya tertarik semakin jauh ke dalam hubungan yang tidak pantas ini dengan ego yang melingkupi saya dan penolakan untuk memperhatikan tanda-tanda peringatan yang ada.

Akhirnya, saya memutuskan untuk curhat kepada teman terpercaya yang tinggal di negara bagian lain, Debbie. Dia mendengarkan saat saya menceritakan detail dari persahabatan yang terlalu dekat ini, dan sarannya adalah agar saya meninggalkan gereja itu secepatnya. Ia menyarankan agar saya meninggalkan kehidupan pendeta itu hari ini juga dan tidak pernah menengok ke belakang.

Saya setuju dengan semua yang dikatakannya, dan saya berencana untuk mengikuti nasehat bijaksana tersebut. Tetapi pada akhirnya saya memilih untuk tidak mengikutinya.

Anda lihat, pada awalnya saya yakin akan kebenaran dari nasehat Debbie. Namun sedikit demi sedikit, saya memutuskan bahwa saya bisa menghadapi perhatian sang pendeta dengan bijak. Meninggalkan gereja yang sangat saya cintai sepertinya terlalu berlebihan.

Jadi sayapun melanjutkan ‘persahabatan’ saya dengan tetap menjaganya sebagai sebuah rahasia... dengan rahasia lebih besar yang akan mengikui.

Hal itu terjadi ketika musim panas tiba. Saya sedang menikmati percakapan harian saya dengan sang pendeta, ketika ia mengungkapkan ketertarikan asmara kepada saya.

Yang dapat saya katakan hanyalah “O oww!”. Menghabiskan banyak sekali waktu untuk mengenal lawan jenis bisa disebut dengan ‘kencan’. Dan apa yang saya harapkan untuk terjadi?

Jelaslah bahwa saya sudah tiba pada titik di mana saya harus meninggalkan gereja dan mengakui semua situasi buruk ini kepada suami saya. Tapi saya tidak melakukannya. Dan bukannya menolak keromantisan itu, saya justru semakin tersanjung dan ditarik semakin jauh. Rahasia dari pembicaraan telepon harian kami telah menjadi asmara rahasia, yang berlangsung selama tiga bulan.

Rahasia Terbongkar

Akhirnya para tetua gereja mengetahui akan hubungan yang tidak pantas ini, dan saya diminta untuk segera meninggalkan gereja. Dalam beberapa bulan sang pendeta diminta untuk mengundurkan diri dari posisinya, dan ia bersama dengan keluarganya pindah ke negara bagian lain.

Ketika saya menceritakan kepada suami saya mengenai hubungan yang terlalu dekat itu, ia marah dan kecewa – satu-satunya hal yang membuanya lega adalah tidak terjadinya hubungan seksual di antara kami.

Kejujuran dan keterbukaan menandai awal pemulihan dari pernikahan kami. Meskipun saya tidak pernah berniat menipu suami saya dengan terlibat pada pria lain, namun saya salah ketika merahasiakan hal itu darinya. Apa yang tadinya hanya berupa rahasia kecil, berubah menjadi rahasia yang lebih besar, dan akhirnya berkembang menjadi rahasia yang sangat besar.

Rahasia di dalam sebuah pernikahan itu bagaikan arsenik; jumlahnya yang kecil mungkin tidak mematikan, tetapi jika dicerna berulang kali dapat berakibat fatal.

Bagaimana Kedekatan Itu Menjadi Terlalu Dekat?

Kehadiran email dan telepon selular membuat orang semakin mudah untuk melakukan hubungan secara sembunyi-sembunyi. Jika Anda membaca artikel ini, mungkin Anda akan bertanya-tanya seberapa dekat hubungan yang Anda jalani saat ini. Jika ya, saya menantang Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

  1. Jika pasangan Anda membaca semua email Anda dari orang ini, apakah Anda akan menjadi malu?
  2. Apakah hubungan ini mendorong Anda untuk menurunkan berat badan atau membeli pakaian baru?
  3. Apakah Anda merasa memeriksa email Anda lebih sering dan berharap melihat namanya di inboks?
  4. Apakah Anda pernah menengok ke kiri dan ke kanan untuk memastikan tidak ada yang mengawasi Anda ketika membaca email dari orang ini?
  5. Apakah Anda menemukan diri Anda mencari mobilnya di sekitar kota atau di tempat kerja mereka?

Jika Anda menjawab “ya” dari beberapa pertanyaan ini, Anda berada di dalam bahaya dan dapat terperosok ke dalam hubungan perzinahan. Dan karena menjaga rahasia adalah awal dimulainya hubungan yang terlalu dekat, maka mengatakan kebenaran adalah cara untuk mengakhirinya. Meskipun untuk mengatakan kebenaran itu akan terasa sangat sulit dan dibutuhkan kerendah-hatian, Anda akan menemukan bahwa pernikahan Anda akan bertumbuh dalam kejujuran dan keterbukaan.

Sumber : Paula Friedrichsen - cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami