Generasi penerus Afghanistan saat ini sedang diradikalisasi oleh Taliban. Investigasi yang dilakukan oleh Sky News menemukan bahwa anak-anak digunakan dan dipersiapkan sebagai ‘senjata penyerang’, membawa amunisi ke tengah medan perang, dan yang paling banyak adalah dengan menjadi mata-mata.
Sky News juga mengambil gambar di Helmand dimana kesatuan British, dimana ada penayangan, anak-anak Taliban belajar bagaimana taktik yang harus dipakai dan bagaimana melakukan sebuah pemberontakan. Lalu Taliban juga mengajarkan bagaimana mengaktifkan bom tanpa terdeteksi oleh alat deteksi dan bagaimana caranya agar bisa membunuh lebih banyak lagi.
Para anak muda itu menjadi mata dan telinga Taliban, menyampaikan pesan kepada seorang prajurit, memberikan informasi kepada mereka tentang gerakan-gerakan ataupun patroli yang dilakukan agar dapat menghasilkan serangan yang membawa dampak yang maksimum.
Kemiliteran Inggris menyebut hal itu sebagai ‘tabir’ dan sepertinya tidak ada kekuatan bagaimana bisa menghentikan hal itu. Sky News juga mengunjungi sebuah desa tempat jantungnya Taliban bernama Provinsi Kunar yang berbatasan dengan Pakistan dan menemukan hampir setiap anak tergabung dalam gerakan ini. Bahkan setiap komunitas bekerja ataupun menyokong gerakan Taliban, mulai dari pemimpin rohani, petani, anak mereka, maupun cucu mereka.
Anak umur 10 tahun, Saed Amir, bahkan bangga dan santai bisa menyiapkan diri untuk memakai senjata. Sepupunya, Aizatullah Mashawani, bahkan mengatakan, “Mereka adalah pahlawan kami. Bom menyakiti kami, tapi Taliban berperang untuk kami.” Ketika anggota keluarga mereka ada yang terbunuh, maka keluarga itu akan menjadi Taliban.
Ada yang mengatakan, “Kami mengatakan kepada anak-anak kami untuk jujur dan mendukung pemerintah tapi yang pemerintah lakukan hanyalah korupsi dan kolusi, jadi apa yang dapat kami lakukan ketika mereka berbalik kepada Taliban?” ungkap seseorang.
Sumber : orange/lh3