Pemerintah Israel bersama Google berencana memuat Dead Sea Scroll atau Naskah Laut Mati di internet. "Sehingga publik hanya perlu mengklik untuk mengakses naskah bersejarah ini," ujar Direktur Jenderal Otoritas Benda Bersejarah Israel Shuka Dorfman, Rabu (20/10).
Terdiri atas 30.000 fragmen dari 900 naskah, Gulungan Kitab Laut Mati ini dianggap oleh para ahli sejarah sebagai salah satu penemuan paling penting yang pernah ada. Naskah kuno yang dibuat dari kulit, papyrus, dan tembaga pertama kali ditemukan tahun 1947 oleh seorang penggembala yang tinggal nomaden di gua dekat Laut Mati. Bertahun-tahun sesudahnya, banyak gulungan naskah lainnya ditemukan kemudian.
Dengan usia lebih dari 2.000 tahun lamanya, gulungan itu menceritakan detail perkembangan agama Yahudi selama periode Hellenistic dan hubungan antara Kristen mula-mula dan tradisi agama penduduk Yahudi. Untuk itulah, proyek ini dijalankan, untuk mengabadikan ribuan gulungan dalam satu database.
Keseluruhan gulungan kitab itu sendiri sebenarnya sudah pernah dibuat replikanya di tahun 1950, tapi akses untuk foto dan dokumen itu sendiri terbatas. Hanya ada empat konservatif yang diperbolehkan untuk memegang fragmen tersebut dan dibatasi berapa lama waktu mereka bisa mempelajari gulungan itu.
Google dengan mesin pencarinya dan pelayanan penerjemahan akan membantu membuat katalog dari materi tersebut, tapi menurut mereka proyek ini murni proyek non profit dan tidak ekslusif. Jadi, proyek ini nantinya benar-benar dapat dilihat oleh semua orang secara online, dengan tampilan dan pendekatan yang baru.
Lembaga Israel dan Google mencitrakan naskah-naskah itu dengan inframerah dan dikumpulkan dalam satu basis data. "Ini adalah gambaran terbaik yang bisa kita dapatkan dari naskah-naskah tersebut," kata Manajer Proyek, Pnina Shor. Dengan memampangkan naskah dalam jaringan, dia melanjutkan, tidak perlu lagi membuka naskah, sehingga terbebas dari ancaman kerusakan. Proyek bernilai Rp 31 miliar ini akan rampung dalam hitungan bulan.
Sumber : CNN/dpt