Kontroversi Gelar Pahlawan Untuk Soeharto

Nasional / 18 October 2010

Kalangan Sendiri

Kontroversi Gelar Pahlawan Untuk Soeharto

daniel.tanamal Official Writer
3761

Pro-kontra usulan pemberian gelar pahlawan nasional kepada almarhum mantan Presiden Soeharto masih berkembang. Rencana penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden kedua RI (alm) H.M Soeharto banyak dikritik. Berbagai suara yang mendukung Soeharto menjadi Pahlawan menilik pada prestasi beliau pada masa Orde Baru yang berhasil membangun Indonesia dan membuat reputasi besar dimata internasional. Berbeda dengan suara kontra yang lantang berteriak bahwa Soeharto dinilai tak pantas dijadikan pahlawan nasional mengingat segala pelanggaran hak asasi manusia serta kasus korupsi selama 32 tahun kepemimpinannya.

Ketua Lembaga Pengkajian Demokrasi dan Negara Kesejahteraan Fadjroel Rachman mengatakan Soeharto tak layak menjadi pahlawan nasional lantaran penetapan Soeharto sebagai koruptor nomor satu dunia berdasarkan program Global Stolen Asset Recovery Initiative di Markas Besar PBB, New York pada 17 September 2005, selain keterlibatannya dalam tragedi 1965 sampai kasus Trisakti terjadi pelanggaran HAM berat secara sistematis dan terencana. "Marcos (mantan presiden Fillipina) sepertiganya hartanya sempat diambil oleh pemerintah. Kalau Soeharto sekarang tidak. Bisa dibayangkan koruptor nomor satu dunia ditetapkan oleh program PBB lalu dijadikan pahlawan nasional. Itu betul-betul menghina akal sehat," lanjut Fadjroel.

Anggota Komisi I DPR RI Effendy Choirie termasuk yang dengan tegas menolak. Menurutnya, almarhum Soeharto tak pantas diberi gelar pahlawan karena dinilai telah 'menghancurkan' Indonesia. "Ekses kepemimpinan Pak Harto yang negatif untuk bangsa ini masih kita rasakan. Proses memimpin 32 tahun yang kurang positif sehingga Indonesia menjadi runtuh masih kita rasakan. Pemerintah era reformasi juga tertatih-tatih membangun dari dampak yang ditimbulkan. Lantas apakah pantas diberikan gelar pahlawan nasional?" ungkap Gus Choi di Gedung DPR RI.

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menilai mantan Presiden Soeharto pantas memeroleh gelar pahlawan nasional dari negara. " Soeharto pantas jadi pahlawan bukan karena tanpa kekeliruan, namun setiap zaman ada orangnya dan setiap orang ada zamannya," katanya.

Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengatakan bahwa selain Soeharto ada 9 nama lagi yang diajukan menjadi Pahlawan dari sembilan orang itu, selain Soeharto ada Gus Dur, mantan Gubernur DKI Ali Sadikin, J Leimena dan lainnya. "Yang diusulkan masyarakat kepada Kementerian Sosial ada 18 orang, akan tetapi yang dipilih 10 orang. Ya, di antaranya Pak Harto, Bang Ali, Gus Dur dan Leimena itu. Mari kita berpikir positif. Jadi, pemerintah akan memprosesnya berdasarkan usulan masyarakat dengan pertimbangan jasa-jasa yang telah diberikannya selama hidup," kata Dipo lagi.

Melihat Indonesia kedepan tentunya adalah bukan lagi mempermasalahkan akan apa yang terjadi di masa lampau, tetapi mengaplikasikan nilai Pancasila melalui semangat gotong royong di dalam masyarakat sebagai pedoman hidup membangun bangsa.

 

 

Sumber : kompas.com/dpt
Halaman :
1

Ikuti Kami