Aksi Presiden Cile, Sebastian Pinera, saat menyelamatkan 33 pekerja tambang, yang 69 hari terkubur di bawah tanah dengan kedalaman 700 meter mendapat pujian dari sejumlah kalangan.
Namun, Ketua Fraksi Partai Demokrat, Jafar Hafsah, menilai aksi Pinera tersebut justru telah mencontoh aksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang diklaim selalu langsung terjun ke lokasi usai bencana berlangsung.
"Jadi (Presiden) Cile yang mencontoh Presiden SBY kan," kata Jafar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat 15 Oktober 2010.
Menurut Jafar, aksi Presiden Pinera itu sangat menggugah hati. "Hal tersebut menjelaskan kepada kita yang disebut bencana itu penanganannya yang selalu mendapat perhatian kan," ujarnya.
Saat ditanya mengenai tindakan Presiden SBY yang dinilai lamban saat penanganan bencana di Wasior, Papua, Jafar membantahnya. Menurutnya, SBY yang baru terjun ke lokasi bencana 10 hari setelah kejadian lebih banyak dipicu banyaknya persoalan negara yang harus diselesaikan terlebih dahulu. "(Setelah selesai) beliau kan langsung terbang ke sana (Wasior). Saya rasa ini soal teknis saja," ujarnya. "Lagipula bencana itu (Wasior) sudah ditangani saat itu juga dan badan penanggulangan bencana sudah diturunkan."
Jafar menegaskan, sikap Presiden SBY seperti itu baru terjadi saat bencana Wasior saja. "Ini hanya khusus yang kemarin (Wasior) itu beliau terlambat turun. Tapi bencana lainnya kan begitu baru terjadi beliau sudah terbang ke sana," ujarnya.
Banjir bandang di Wasior terjadi Senin 4 Oktober 2010 pagi setelah hujan yang turun terus-menerus selama 6 jam di Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat. Namun, Presiden SBY baru mengunjungi Wasior pada Rabu 13 Oktober. Presiden berada di Wasior selama dua hari. Lebih dari 150 warga tewas dalam bencana ini, sedangkan ratusan warga masih belum diketahui keberadaannya.