Makin tinggi jabatan seseorang di pemerintahan, biasanya bisa dilihat dari kendaraan dinasnya, tapi tidak begitu di Inggris. Dulunya memang pejabat di Inggris menggunakan mobil dinas lengkap dengan sopirnya. Tapi ketika perdana menteri David Cameron ingin memotong pengeluaran belanja pemerintah, dia melihat bahwa mobil dinas menteri ini menghabiskan lebih dari 10 juta pound per tahun (sekitar Rp 140,3 miliar).
Biaya yang dihabiskan untuk kendaraan para menteri itu bisa mencapai 11,2 juta Poundsterling pada tahun 2009/2010. “Jika ada sesuatu yang paling mengganggu rakyat maka itu adalah melihat para politisi berleha-leha di atas mobil dinas seolah-olah mereka adalah anggota keluarga kerajaan,” tegas Cameron September silam seperti yang dikutip oleh Republika.
Kemudian, Cameron pun memerintahkan para menteri untuk naik kereta umum atau yang biasa disebut the Tube. Bulan Mei silam, segera setelah menduduki kursi pemerintahan, koalisi partai berkuasa di Inggris segera mengumumkan peraturan menteri baru yang mengatakan bahwa para menteri harus menggunakan alat transportasi umum. Menteri-menteri tidak keberatan naik kereta umum ‘berdesak-desakan’ dengan masyarakat.
“Setiap menteri dari pemerintahan ini tidak perlu menggunakan kendaraan dinas, begitu juga saya. Di tengah kondisi ekonomi seperti ini ketika semua orang dituntut untuk berkorban, jumlah itu tidak bisa dibenarkan,” ucap Cameron.
Tapi hanya dalam hitungan minggu semuanya mulai terbongkar, rupanya mobil dinas dan supir mereka tak menganggur. Setiap mobil dinas tetap digunakan, tapi hanya untuk mengangkut ‘Red Box’, tas merah khas menteri yang telah menjadi tradisi di Inggris, yang dipakai untuk menyimpan berkas-berkas menteri yang bersangkutan.
“Suami saya bisa pulang menggunakan kereta bawah tanah, taksi, sepeda, atau bahkan dikirim menggunakan seekor burung merpati tetapi tas merahnya harus diangkut oleh mobil dinas berpendingin udara dan terkunci rapat,” kata Sarah Vine, istri menteri pendidikan Inggris, Michael Gove.
“Bisakah Anda memastikan kebenaran kabar bahwa para menteri pulang menggunakan kereta bawah tanah tetapi tasnya diangkut menggunakan mobil dinas?” tanya Lord Dubs, seorang anggota Partai Buruh. Pemerintah sendiri mengatakan, “Dari waktu ke waktu hal ini bisa terjadi. Intinya adalah seringkali para menteri mungkin menghadiri berbagai acara dan pertemuan dan ia tidak perlu membawa dokumen-dokumen rahasianya kemana-mana. Jadi dokumen rahasia itu bisa dikirim pulang ke rumahnya menggunakan mobil dinas,” jawab Earl Attlee mewakili pemerintah.
“Para menteri diizinkan menggunakan mobil dinas untuk kepentingan resmi dan perjalanan dari rumah ke kantor karena mereka harus membawa dokumen penting atau rahasi,” Attlee berbicara kepada wartawan. “Jumlah menteri yang menggunakan kendaraan dinas tetap ditekan seminimal mungkin,” pungkas Attlee.
Meskipun ide ini mungkin belum efektif, namun membuktikan bahwa para pejabat di sana mau berkorban buat kepentingan negaranya sendiri.
Sumber : republika/lh3