Gedung Putih tidak akan lagi berwarna putih dan disebut sebagai “Gedung Pink’ untuk memperingati Bulan Kepedulian Kanker Payudara Nasional (National Breast Cancer Awareness Month) di Amerika yang jatuh pada bulan Oktober ini. Presiden Barrack Obama mengumumkan pada Kamis kemarin (14/10) melalui jaringan sosial Twitter bahwa Gedung Putih akan ‘disirami’ oleh cahaya berwarna merah muda tersebut.
Ikatan Kanker Amerika (The American Cancer Society) mengatakan bahwa ada sekitar 40.000 orang penderita kanker payudara di Amerika yang meninggal setiap tahunnya.
Pada awal bulan Oktober ini, Obama sudah menandatangani proklamasi yang menyatakan Oktober sebagai Bulan Kepedulian Kanker Payudara Nasional. Oktober tahun lalu, pihaknya menggantungkan pita merah muda yang besar di Gedung Putih untuk memperingatinya.
Di Eropa, diadakan pameran lukisan berjudul Everyone Is Art dimana lukisan itu bergambarkan 1096 pria maupun wanita dari seluruh Eropa. Angka 1096 dipilih karena wanita di Eropa didiagnosa dengan kanker payudara setiap harinya.
Hasil karya tersebut dibuat oleh artis Inggris Samira Harris dan diluncurkan di London’s Royal Exchange oleh Alexandra Burke.
Burke merupakan pemenang acara X Factor dengan album single perdananya yang berjudul ‘Hallelujah’ yang terjual 1 juta kopi di Inggris, seorang yang aktif melakukan sponsor mengenai kanker payudara.
“Kanker payudara dapat terjadi pada setiap wanita di segala usia, dari segala bangsa dan sangat penting untuk memberi tahu orang sebanyak mungkin untuk dikuatkan dan dapat melakukan pengecekan mengenai kondisi tubuh mereka sendiri,” kata Burke kemudian. “Saya merasa senang dapat meningkatkan kepedulian / perhatian dan pencegahan penyakit agar tidak menyebar lebih lagi.”
Di Indonesia sendiri, menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Indonesia Prof. Soehartati Gondhowiardjo mengatakan, estimasi angka kejadian kanker di Indonesia per tahun ada sekitar 200.000 kasus baru. Namun sayangnya, fasilitas pelayanan kesehatan yang ada masih terbatas untuk kasus ini. Hanya ada 35 pusat radioterapi dengan cakupan sekitar 11.000 orang saja per tahun. Akibatnya, ada daftar tunggu yang panjang. Meskipun membutuhkan biaya besar, “Secara bertahap akan coba dipenuhi,” ujar Direktur Bina Pelayanan Penunjang Medik Kementerian Kesehatan Zamrud E. Aldy kepada Kompas.
Sumber : berbagai sumber/lh3