Gurauan Holocaust Berlusconi Pancing Amarah Vatikan

Internasional / 5 October 2010

Kalangan Sendiri

Gurauan Holocaust Berlusconi Pancing Amarah Vatikan

daniel.tanamal Official Writer
3023

Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi memicu kontroversi setelah melontarkan gurauan mengenai Yahudi dan Holocaust. Berlusconi menyampaikan gurauan tersebut saat berbicara kepada para pekerja darurat berkenaan dengan akibat dari bencana gempa bumi yang terjadi tahun lalu di Italia bagian tengah.

“Seorang Yahudi menyembunyikan sesama Yahudi di bawah tanah pada saat (kaum Yahudi dimasukkan) kamp-kamp konsentrasi dan menarik tarif 3.000 euro per hari,” kata Berlusconi sebagaimana dilansir harian Telegraph. Ia menambahkan, “Yahudi yang bersembunyi membayar karena dia punya uang, tapi apa Anda kira si Yahudi yang menyembunyikan perlu memberitahu kepada yang bersembunyi bahwa Hitler sudah tiada dan perang sudah berakhir?”

Surat kabar resmi Vatikan, L’Osservatore Romano menyebut gurauan Berlusconi itu “tercela” dan menambahkan bahwa gurauan itu “menyinggung perasaan orang-orang yang yakin akan memori keramat enam juta korban Holocaust.”

Pemimpin oposisi, Pierluigi Bersani juga sependapat dengan Vatikan dan mengecam Berlusconi. Ia mengatakan, “Saya heran orang yang bisa mengucapkan kata-kata vulgar semacam itu memerintah sebuah negara seperti negara yang kita tinggali. Berlusconi tidak menunjukkan penyesalan dan mengatakan gurauan itu “hanya bercandaan yang dilontarkan secara pribadi, tidak menyinggung dan bukan sebuah dosa.”

Gurauan tersebut diabadikan dalam rekaman video dan diunggah di situs internet surat kabar Italia La Repubblica. Dalam sebuah video lainnya yang direkam dalam konferensi G-8 yang diselenggarakan tahun lalu di kota L’Aquila, Italia, yang terkena bencana gempa bumi, Berlusconi terdengar mengucapkan gurauan yang menyerang anggota parlemen dari partai oposisi, Rosy Bindi.

Amos Luzatto, mantan pemimpin komunitas Yahudi di Italia mengatakan kepada harian La Stampa, “Seorang figur publik sebaiknya berhati-hati dalam bertingkah laku.” Luzatto menambahkan bahwa gurauan itu merupakan salah satu bentuk stereotip anti-Semitik.

 

Sumber : suaramedia.com/dpt
Halaman :
1

Ikuti Kami